Rekonstruksi Ungkap Bocah 7 Tahun Tewas Kesetrum di STC
- http://nyata.co.id
VIVA.co.id - Polres Metro Jakarta Pusat menggelar rekonstruksi tewasnya Amanda Dwi Nugroho (7) yang meninggal karena tersetrum listrik di Senayan Trade Center (STC) beberapa waktu lalu.
Dalam rekonstruksi itu, polisi melakukan 23 adegan yang dilakukan beberapa saksi. "Ada 23 adegan dalam rekonstruksi dan 12 saksi," kata Kepala Unit Reserse Mobile Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Melano, Kamis, 28 Mei 2015.
Saksi tersebut diketahui berasal dari dua orangtua Amanda, dua adik dari Amanda. Sementara dari pihak STC diperagakan oleh tiga satpam setempat yang ikut menjadi saksi saat kejadian.
Awal rekonstruksi berada di daerah parkiran. Saat itu ibu korban, Eveline (30) mengatakan dia bersama tiga anaknya berniat masuk ke dalam STC karena hujan akan turun.
"Saya masukin helm satu ke dalam satu di luar. Anak-anak posisi lagi buka jaket saat itu gerimis. Anak-anak sudah masuk ke mal. Lalu, saya sadar kunci motor ketinggalan lalu saya lari minta di pos satpam," kata Evelin saat di sela-sela rekonstruksi.
Adegan selanjutnya, saat mereka masuk ke dalam STC. Pada saat itu, ia dan ketiga anaknya melihat suaminya, Sasmito, yang sudah ada di lantai 1.
Lalu, Evelin dan ketiga anaknya segera menuju ke atas menemui suaminya. Tak lama setelah bertemu, mereka kemudian menuju salah satu toko tempat suaminya bekerja. "Setelah itu saya berjalan-jalan kemudian menuju toilet," ujarnya.
Setelah dari kamar mandi, Evelin kemudian menuju tempat kejadian perkara (TKP). Ia duduk, sementara tiga anaknya berdiri. "Nah di sini anak saya minta minum. Tidak beberapa lama, anak bungsu saya sakit perut. Saya segera menyuruh Amanda untuk mengantarkan ke toilet," tambah dia.
Selang beberapa lama, keduanya kembali. Ternyata SAG tidak jadi buang air besar. Evelin kemudian kembali berjalan-jalan. Setelah beberapa lama, Evelin beserta tiga anaknya duduk di tempat tadi.
Dalam adegan duduk tersebut Amanda terlihat menghadap ke belakang tepatnya ke arah pintu masuk utama STC. Hal itu diikuti anak kedua Evelin, SPN. Sedangkan Evelin dan anak bungsunya, SAN, menghadap toko di depannya.
Evelin juga mengatakan, saat beberapa anak-anaknya sedang bermain, salah satu satpam sempat melintas. Namun ia tidak memberitahu soal keamanan dan keselamatan pada Evelin dan ketiga anaknya.
Amanda yang duduk menghadap pintu utama STC, sesekali melepas sandalnya. Lalu tanpa sengaja menyentuh bagian atas Neon Box yang berada menempel di dinding lantai 1 STC.
Sementara itu, anak kedua Evelin, SPN, memperagakan tangannya yang menyentuh pagar. Sesaat kemudian, SPN merasakan getaran di tangan dan kakinya.
Anak kedua Evelin, SPN, baru bisa melepaskan tangan dan kakinya, setelah melihat Amanda jatuh terlentang di bangku dan melepaskan tangannya dari pagar.
"Anak saya yang kedua tidak bisa bilang kesetrum. Dia lihat cleaning service dan ada kabel. Kemudian dia bilang gara-gara orang (cleaning service) itu Amanda tersetrum. Mungkin maksudnya mau bilang Amanda tersetrum," kata Evelin.
Melihat Amanda terjatuh terlentang, kemudian Evelin panik. Ia mencoba membangunkan Amanda. "Saya tepuk-tepuk wajahya," kata Evelin.
Mendengar kegaduhan, Sasmito pun bergegas menengok. Ternyata, anaknya sudah tak sadarkan diri. Ia langsung menggendong Amanda sambil membawa minyak kayu putih untuk menyadarkan anaknya.
"Saya gendong Amanda. Sedangkan istri saya gendong anak yang kedua," kata Sasmito.
Evelin, Sasmito berserta dua anak lainnya membawa Amanda turun ke bawah. Mereka langsung naik taksi dan membawa Amanda ke Rumah Sakit Pertamina untuk mendapatkan pertolongan. Sayang, saat sampai di rumah sakit tim dokter menyebut Amanda sudah meninggal dunia.