Usai Keracunan Beras Plastik, Naiman Dapat Rejeki Nomplok
Selasa, 26 Mei 2015 - 21:55 WIB
Sumber :
- Zahrul Darmawan/ Depok
VIVA.co.id – Sungguh malang nasib Naiman dan keluarganya. Pria berusia 55 tahun yang berprofesi sebagai petugas kebersihan di komplek perumahan di Depok, Jawa Barat, itu diduga keracunan beras plastik yang kini tengah ramai dibicarakan.
Kasusnya bermula ketika ia memperoleh sekantung beras dari hasil kerjanya. Dalam sebulan, Naiman dan koleganya, Nurman, selalu mendapat jatah beras dari urunan warga komplek sebanyak 12 liter. Beras tersebut dibagi menjadi dua. Masing-masing mendapat jatah 6 liter.
"Beras itu saya dapat Sabtu, minggu kemarin. Kemudian dimasak sama istri saya. Tadinya kita enggak curiga, tapi usai makan beras itu kita sekeluarga pada lemas, kepala pusing dan mual. Anak saya sampai muntah-muntah," tutur Naiman saat ditemui di kediamannya, Selasa 26 Mei 2015.
Panik, Naiman pun berobat ke dokter. Dari dokter inilah Naiman disarankan untuk membawa beras yang dimakannya untuk diperiksa lebih lanjut.
"Saya baru tahu kalau ada beras plastik. Tadinya sih kita enggak tahu, karena lapar. Nah benar saja, pas kita bakar berasnya, asapnya bau plastik. Kalau dikunyah kenyal kayak kurang matang. Sebagian sisa beras itu sudah saya buang, kasih ayam," ucap pria yang sudah 35 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan ini.
Dia pun menyesalkan kejadian tersebut. Pasalnya, selama mendapatkan jatah beras berpuluh-puluh tahun, baru kali ini Naiman dan keluarga keracunan.
"Tiga hari badan kita lemas, bawaannya mual ingin muntah, tapi keluarnya air. Mudah-mudahan beras kayak gini enggak beredar lagi," kata Sarifah, istri Naiman.
Disisi lain, beras yang meracuni keluarga Naiman, kini tengah diuji di laboratorium. Polisi pun terus mendalami kasus tersebut.
"Kita sudah ambil sample-nya. Kasusnya sedang kami dalami. Dugaan sementara ini bukan beras plastik," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho, yang mengharapkan masyarakat tidak panik.
Rejeki nomplok
Kasus yang menimpa Naiman rupanya menyentuh hati Pradi Supriatna. Pengusaha muda asal Depok itu pun menyatroni keluarga malang ini dengan membopong satu karung beras berukuran besar, Selasa malam 26 Mei 2015.
Sontak saja, Naiman dan keluarganya, kaget. Bagaimana tidak, sosok pria yang baru dikenalnya itu datang malam hari secara mendadak, saat Naiman dan keluarga tengah beristirahat.
Kepada VIVA.co.id, Naiman pun mengaku tidak menyangka, jika malam itu dia bakal mendapat rejeki nomplok.
"Ya Allah, kita ini bener-bener kaga nyangka ya pak. Masih ada orang kaya bapak," ucap Naiman dengan mata berkaca-kaca.
Pradi mengatakan, apa yang menimpa Naiman dan keluarga, membuat dia terenyuh. Sebab, selain iba dengan kasus keracunan beras plastik, Pradi juga mengaku prihatin dengan keadaan ekonomi Naiman, yang sehari-harinya bekerja sebagai pembersih sampah.
Baca Juga :
Kasusnya bermula ketika ia memperoleh sekantung beras dari hasil kerjanya. Dalam sebulan, Naiman dan koleganya, Nurman, selalu mendapat jatah beras dari urunan warga komplek sebanyak 12 liter. Beras tersebut dibagi menjadi dua. Masing-masing mendapat jatah 6 liter.
"Beras itu saya dapat Sabtu, minggu kemarin. Kemudian dimasak sama istri saya. Tadinya kita enggak curiga, tapi usai makan beras itu kita sekeluarga pada lemas, kepala pusing dan mual. Anak saya sampai muntah-muntah," tutur Naiman saat ditemui di kediamannya, Selasa 26 Mei 2015.
Panik, Naiman pun berobat ke dokter. Dari dokter inilah Naiman disarankan untuk membawa beras yang dimakannya untuk diperiksa lebih lanjut.
"Saya baru tahu kalau ada beras plastik. Tadinya sih kita enggak tahu, karena lapar. Nah benar saja, pas kita bakar berasnya, asapnya bau plastik. Kalau dikunyah kenyal kayak kurang matang. Sebagian sisa beras itu sudah saya buang, kasih ayam," ucap pria yang sudah 35 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan ini.
Dia pun menyesalkan kejadian tersebut. Pasalnya, selama mendapatkan jatah beras berpuluh-puluh tahun, baru kali ini Naiman dan keluarga keracunan.
"Tiga hari badan kita lemas, bawaannya mual ingin muntah, tapi keluarnya air. Mudah-mudahan beras kayak gini enggak beredar lagi," kata Sarifah, istri Naiman.
Disisi lain, beras yang meracuni keluarga Naiman, kini tengah diuji di laboratorium. Polisi pun terus mendalami kasus tersebut.
"Kita sudah ambil sample-nya. Kasusnya sedang kami dalami. Dugaan sementara ini bukan beras plastik," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho, yang mengharapkan masyarakat tidak panik.
Rejeki nomplok
Kasus yang menimpa Naiman rupanya menyentuh hati Pradi Supriatna. Pengusaha muda asal Depok itu pun menyatroni keluarga malang ini dengan membopong satu karung beras berukuran besar, Selasa malam 26 Mei 2015.
Sontak saja, Naiman dan keluarganya, kaget. Bagaimana tidak, sosok pria yang baru dikenalnya itu datang malam hari secara mendadak, saat Naiman dan keluarga tengah beristirahat.
Kepada VIVA.co.id, Naiman pun mengaku tidak menyangka, jika malam itu dia bakal mendapat rejeki nomplok.
"Ya Allah, kita ini bener-bener kaga nyangka ya pak. Masih ada orang kaya bapak," ucap Naiman dengan mata berkaca-kaca.
Pradi mengatakan, apa yang menimpa Naiman dan keluarga, membuat dia terenyuh. Sebab, selain iba dengan kasus keracunan beras plastik, Pradi juga mengaku prihatin dengan keadaan ekonomi Naiman, yang sehari-harinya bekerja sebagai pembersih sampah.