Ibu Penelantar Anak Konon Sakti, Jika Marah Lantai Rusak
Jumat, 22 Mei 2015 - 17:59 WIB
Sumber :
- VIVA/Zahrul Darmawan (Depok)
VIVA.co.id - Utomo Permono, ayah dari lima anak yang diterlantarkan di Cibubur, Jakarta Timur meyakini istrinya, Nurindria adalah titisan Tribuana Tungga Dewi, raja ketiga Majapahit karena selama ini Nuri memiliki kekuatan misterius.
Kepada kuasa hukumnya, Utomo menceritakan, kekuatan yang dimiliki Nuri mulai terlihat sejak enam bulan terakhir.
"Seperti ketika Nuri marah, lantai ubin rumahnya retak. Ketika marah, genteng rumahnya hancur, itu salah satu kejadiannya," kata kuasa hukum Utomo, Handika Honggowongso, Jumat 22 Mei 2015.
Sementara itu, Nuri pun meyakini suaminya, Utomo, titisan Pangeran Samber Nyowo, raja pertama Mangkunegara Solo.
Karena keyakinan itulah, Utomo dan Nuri lalu mulai tekun melaksanakan tirakat sepanjang hari dan setiap malam terutama di malam Jumat.
Untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap fit saat menjalani tirakat dan berzikir, Utomo dan Nuri mengkonsumsi sabu-sabu.
"Dia melakukan tradisi kejawen. Dalam rangka obsesi dan merealisasi panggilan gaib. Tapi nanti akan diobservasi," kata Handika.
Menurut Handika, dari hasil pemeriksaan psikis terhadap pasangan suami istri itu, belum memungkinkan untuk dipertemukan dengan anak-anaknya. Tapi katanya, lima anak ini sudah kangen dengan ibunya.
"Akan ada pemeriksaan tambahan soal kesehatan psikisnya selanjutnya nanti akan dilakukan pertemuan, karena kangen ibunya. Minta dipertemukan, karena kondisi orangtua belum memungkinkan, nanti ditunda lain waktu. Belum memungkinkan sama sekali," katanya.
Baca Juga :
Kepada kuasa hukumnya, Utomo menceritakan, kekuatan yang dimiliki Nuri mulai terlihat sejak enam bulan terakhir.
"Seperti ketika Nuri marah, lantai ubin rumahnya retak. Ketika marah, genteng rumahnya hancur, itu salah satu kejadiannya," kata kuasa hukum Utomo, Handika Honggowongso, Jumat 22 Mei 2015.
Sementara itu, Nuri pun meyakini suaminya, Utomo, titisan Pangeran Samber Nyowo, raja pertama Mangkunegara Solo.
Karena keyakinan itulah, Utomo dan Nuri lalu mulai tekun melaksanakan tirakat sepanjang hari dan setiap malam terutama di malam Jumat.
Untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap fit saat menjalani tirakat dan berzikir, Utomo dan Nuri mengkonsumsi sabu-sabu.
"Dia melakukan tradisi kejawen. Dalam rangka obsesi dan merealisasi panggilan gaib. Tapi nanti akan diobservasi," kata Handika.
Menurut Handika, dari hasil pemeriksaan psikis terhadap pasangan suami istri itu, belum memungkinkan untuk dipertemukan dengan anak-anaknya. Tapi katanya, lima anak ini sudah kangen dengan ibunya.
"Akan ada pemeriksaan tambahan soal kesehatan psikisnya selanjutnya nanti akan dilakukan pertemuan, karena kangen ibunya. Minta dipertemukan, karena kondisi orangtua belum memungkinkan, nanti ditunda lain waktu. Belum memungkinkan sama sekali," katanya.