Mengerikan, Dokter 'Toilet' Bedah Pasien Pakai Pisau Roti

Polisi memperlihatkan barang bukti dokter gadungan
Sumber :
  • Irwandi Arsyad
VIVA.co.id
- Dokter spesialis kecantikan, dr. Janet Stanzah memastikan semua bahan kimia dan alat yang digunakan dokter "toilet" JS untuk melakukan perawatan pada korbannya tidak memenuhi standar medis, terutama jika digunakan dalam dunia kecantikan.


Janet menuturkan, dalam temuannya terhadap barang bukti yang disita penyidik Polres Jakarta Selatan diketahui pisau bedah yang digunakan JS bukanlah pisau khusus bedah melainkan pisau roti.


Dan benang yang digunakan dokter "toilet" untuk menjahit kulit pasiennya usai dibedah bukanlah benang khusus kecantikan. Tapi, benang jahit.

"Alatnya sangat parah, dan sangat tidak higienis. Benangnya ini benang jahit sama sekali tidak bisa diserap tubuh, tentunya risikonya infeksi, pembengkakan, nanah, pengerasan, hingga menderita hepatitis C akibat alat yang digunakan sudah berkarat," papar dr. Janet Stanzah, Rabu 20 Mei 2015.

Janet menjelaskan, alat maupun bahan kimia yang dibeli JS memang dapat dibeli dengan mudah di daerah pasar Pramuka. Selain itu, di toko bahan kimia ini siapa pun bisa membeli tanpa menunjukkan identitas dokter ataupun tenaga medis.


"Jadi, memang alat dan bahan kimia ini dapat dibeli secara bebas oleh siapa pun," tuturnya.


Dia juga menilai, fenomena korban praktik
treatment
kecantikan ini seperti gunung es yang masih memiliki banyak korban lainnya. Menurut dia, masih banyak para pelanggan yang harus menderita kerugian oleh oknum-oknum dokter kecantikan. Namun, rata-rata, korban tidak mau melapor, sehingga tidak terungkap ke publik.


"Ini bisa menjadi pelajaran supaya hati-hati dalam melakukan perawatan. Teliti sebelum membeli. Dokter juga harus memiliki izin praktik," katanya.


Dia menambahkan, bagi korban yang tubuhnya mengalami kerusakan akibat suntik silicon tanpa standar medis, harus diangkat melalui operasi oleh dokter bedah plastik.


Terkait hasil uji bahan-bahan kimia yang digunakan JS, menurut dia, hasilnya belum dapat diketahui hari ini. Pihaknya masih melakukan pemeriksaan laboratorium. Untuk vitamin E yang juga dijadikan barang bukti, dia menjelaskan, vitamin E harus memiliki keterangan BPOM.