Kisah Bangunan Angker Zaman Belanda yang Dijadikan Sekolah
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
Bangunan yang kini digunakan sebagai SDN Pancoran Mas 2 itu, berada di Jalan Pemuda, Pancoran Mas Depok. Bangunan yang sampai saat ini masih tampak utuh keasliannya karena belum pernah direnovasi itu dipercaya telah berdiri sejak tahun 1716.
Pada zaman kolonial Belanda, bangunan ini diperuntukan khusus untuk anak-anak bangsawan Belanda yang bermukim di wilayah Depok. Dulunya, ini adalah sekolah penginjilan. Namun ada beberapa versi lain menyebutkan, bangunan ini juga sempat digunakan sebagai barak para tentara Belanda.
"Ada lima ruang kelas yang masih asli bangunan dan interiornya. Tidak ada yang dirubah sama sekali kecuali cat. Kalaupun ada yang rusak, pada waktu saya masih aktif paling kita tambal," kata mantan Kepala Sekolah SDN Pancoran Mas 2, Susilo Bonte pada VIVA.co.id.
Bonte, sapaan akrab pria 67 tahun ini juga mengatakan, beberapa bagian dari keaslian bangunan ini hilang. Salah satunya ialah pada bagian belakang gedung yang kini sudah dirombak menjadi perumahan.
"Dulunya masih ada lorong yang mengarah ke dapur umum dan di situ banyak toilet. Nah, keberadaan dapur dan banyaknya toilet inilah yang kemudian ada yang memperkirakan bahwa ini dulunya barak tentara Belanda dan tempat pengobatan orang-orang yang terluka," ujarnya.
"Namun beradasarkan penelitian sejarah juga, ini dulunya sekolah untuk anak-anak Belanda," kata pria yang mengaku sebagai warga asli Jalan Pemuda tersebut.
Sementara itu, Kepsek SDN Pancoran Mas 2, Eri Sekaryati mengaku tidak terlalu mengetahui latar belakang berdirinya bangunan ini. Namun yang ia tahu, antara tahun 1942, sekolah penginjilan tersebut ditutup.
"Yang jelas ini adalah bangunan tua dibawah naungan YLCC yakni Yayasan Lembaga Cornelis Castelin (tokoh Belanda yang sangat berpengaruh pada masa itu)," ucapnya.
Pantauan VIVA.co.id, suasana sejuk sangat terasa di sekolah ini. Sebab, bangunan tua bersejarah itu dikelilingi cukup banyak pohon besar. Ruang belajar yang cukup padat menampung para siswa seakan tak membuat kenyamanan diruang kelas berkurang.
Sebab, jendela pada tiap kelas cukup lebar dan memiliki ketinggian lebih dari satu meter. Langit - langit pada tiap ruangan yang cukup tinggi ini pun semakin membuat udara dapat mengalir bebas kesetiap sudut ruangan.
Tapi sayangnya, meski sarat akan nilai sejarah, namun sampai saat ini Pemerintah Kota Depok belum menjadikan bangunan tersebut sebagai cagar budaya.
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]
(ren)