Djoko Kendil, Kereta Mewah Sisa Kolonial

Kereta Djoko Kendil
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Indonesia boleh bangga. Dua dari tiga kereta api bersejarah buatan jaman kolonial tahun 1938 dipoles jadi barang antik. Dua kereta itu diberi nama Djoko Kendil. Lalu kemana satu kereta lainnya?

Menurut Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Balai Yasa PT Kereta Api Indonesia (KAI) Djoko Hardianto, satu kereta api buatan jaman kolonial tersebut kini berada di negeri Paman Sam.

"Kereta itu ada pada Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Tahun pembuatannya lebih muda satu tahun dari yang dimiliki Indonesia, yakni 1939," ujar Djoko.

Perbaikan kereta bersejarah ini juga tak semata-mata terjadi begitu saja. Seperti dikisahkan Djoko, ini adalah mimpinya untuk menyulap kereta tua menjadi sesuatu yang berharga.

Tepatnya pada 2008 silam, Djoko bersama sejumlah karyawannya memperbaiki kereta produksi negeri kincir angin itu.

"Saya perbaiki semua, termasuk interior. Mesinnya sendiri masih orisinil. Alhamdulillah dalam waktu empat bulan selesai," ungkap dia.

Memang bukan hal yang mudah bagi pria lulusan teknik mesin Universitas Sriwijaya, Palembang ini untuk mengubah kereta gaek menjadi menarik dan berharga. Namun, kecintaannya pada dunia perkeretaapian, mendorongnya untuk berbuat lebih.

"Saya sengaja membuat kereta ini untuk memberi tahu anak-anak (pegawai) saya nanti. Saya punya pesan untuk mereka dengan kereta ini, yaitu agar mereka menghargai barang-barang yang sudah usang. Karena walaupun barang itu lama, tapi kalau sudah diperbaiki dan dirawat pasti akan terlihat baru kembali," ucapnya.

Menurut dia, awalnya Djoko Kendil sama seperti kereta tua lainnya. Tak terawat, usang dan warnanya sudah pudar. Namun, berkat polesan dia, sekarang bak kereta impian.

Badan kereta dicat dua warna, krem dan hijau tua. Sedangkan interior dibuat begitu modern. Dinding terbuat dari kayu jati yang dicat pelitur coklat. Kursinya pun dirancang senyaman mungkin dengan model single sofa dibalut bahan kulit asli berwarna hitam yang tampak begitu elegan.

Di dalam kereta akan dijumpai beberapa ruangan, seperti bar dan dilengkapi dua televisi layar datar. Kereta Djoko Kendil hanya beroperasi jika ada permintaan khusus saja. "Untuk biaya renovasi ini, kami mengeluarkan dana ratusan juta rupiah," tuturnya.

Kebanggaan Djoko kian bertambah saat karyanya dinyatakan lulus ujicoba dan layak beroperasi. Saat itu pula, tiba-tiba saja datang kabar Presiden SBY berniat untuk mencobanya.

"Waktu itu Pak Presiden naik dari Tanjung Priok. Saya sempat dipanggil beliau untuk berbincang sebentar. Katanya dia senang dengan kereta ini dan berterima kasih," kisah Djoko.

Tidak hanya itu, dengan semangat Djoko menjelaskan jika hasil desainnya itu anti peluru. "Bulan lalu sudah diuji coba bersama Kopasus, dan kereta ini anti peluru," kata dia sambil menunjukkan bekas lubang peluru yang diujicobakan.

Djoko mengaku bahagia akhirnya bisa mewujudkan mimpinya. Dia berharap  akan ada banyak Djoko lain yang lebih hebat.