49% Warga Jabodetabek Tak Setuju Syariat

Ilustrasi
Sumber :
  • VIVAnews

VIVAnews -- Berdasarkan survei yang dilakukan Setara Institute, penerapan sistem syariat dan khilafah belum memperoleh pasar luas di masyarakat wilayah Jabodetabek.

"Bagi sebagian warga Jabodetabek, 49,2 persen responden, tidak ada tempat bagi sistem khilafah," demikian hasil survei Setara Institute yang dirilis di Jakarta, Selasa 22 Desember 2010.

Sebaliknya, 34,6 persen responden menyatakan persetujuannya terhadap sistem khilafah. Sisanya, 16,2 persen menyatakan tidak tahu.

"Sekalipun jumlah yang setuju dan tidak setuju dengan sistem khilafah terpaut cukup siginifikan, tapi temuan survei ini membuktikan bahwa gagasan khilafah telah diterima oleh sebagian masyarakat," tulis Setara Institute.

Menurut Setara, jika survei ini diposisikan sebagai upaya uji publik atas gagasan sistem khilafah dan penerapan syariat Islam tersebut, maka hasilnya dapat menggambarkan sejauh mana tingkat penerimaan masyarakat terhadapnya saat ini.

"Klaim tentang adanya arus dukungan yang cukup kuat terhadap kedua sistem itu, sebagaimana yang kerap disuarakan oleh para pengusungnya, bukan isapan jempol belaka. Dukungan itu nyata," tulis Setara Institute.

Menurut Setara Institute, dukungan yang cukup besar atas gagasan pemberlakuan syariat Islam dan khilafah dipengaruhi oleh cara pandang responden yang menyatakan bahwa sistem demokrasi adalah buatan barat.

Sejumlah 16,2 persen responden menganggap bahwa demokrasi adalah produk barat. Meski demikian, sebagian besarnya menganggap tidak setuju dengan pernyataan bahwa demokrasi adalah produk barat, 59,2 persen. Sisanya, 24,5 persen menyatakan tidak tahu.

Fakta ini, menurut Setara Institute menunjukkan bahwa sikap intoleran tidak selalu mengarah pada penerimaan terhadap sistem syariah dan khilafah. Meski demikian, "temuan ini, sekali lagi, memperlihatkan gejala yang menarik untuk dikaji lebih dalam." (umi)