Banjir Rob di Jakarta Utara: 16 Perjalanan KRL Dibatalkan, Jalur Rel Tergenang hingga 15 Sentimeter

Banjir rob di kawasan Jakarta Utara
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Jakarta Utara kembali dilanda banjir rob yang berdampak signifikan terhadap aktivitas transportasi, terutama perjalanan kereta rel listrik (KRL), Senin 16 Desember 2024. Sebanyak 16 perjalanan KRL di jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok harus dibatalkan akibat genangan air rob yang melimpah hingga ke lintasan rel kereta.

“Sebanyak 16 operasional perjalanan Commuter Line dibatalkan,” ujar Public Relations Manager KAI Commuter, Leza Arlan, dalam keterangan tertulisnya Senin 16 Desember 2024.

Banjir rob yang terjadi menyebabkan pembatalan perjalanan KRL pada dua jalur utama:

    1.    Jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok: Nomor kereta 2418A, 2420A, 2422A, 2424A, 2426A, 2428A, 2430A, dan 2432A.

    2.    Jalur Tanjung Priok-Jakarta Kota: Nomor kereta 2417A, 2419A, 2421A, 2423A, 2425A, 2427A, 2429A, dan 2431A.

Keputusan pembatalan ini diambil karena ketinggian air di lintasan rel mencapai tingkat yang membahayakan keselamatan perjalanan. Pada pukul 10.45 WIB, air di perlintasan kereta api depan Jakarta International Stadium (JIS) tercatat setinggi 9 hingga 15 sentimeter.

Data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mencatat, empat wilayah utama di Jakarta Utara mengalami dampak signifikan akibat banjir rob yang terus terjadi sejak Jumat (13/12/2024).

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Setelah pemantauan lebih lanjut, KAI Commuter berhasil mengoperasikan kembali jalur tersebut, meski dengan kecepatan terbatas. “Untuk menjaga keselamatan perjalanan KA, pada pukul 11.45 WIB, KRL sudah dapat melintasi jalur tersebut dengan kecepatan terbatas lima kilometer per jam,” tambah Leza.

Meski layanan mulai berjalan, pihak KAI Commuter tetap menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna yang terdampak. “Kami memohon maaf atas kendala operasional perjalanan Commuter Line Tanjung Priok pada hari ini,” ungkapnya.

Banjir Rob Jadi Ancaman Rutin di Jakarta Utara

Banjir rob bukanlah hal baru bagi kawasan pesisir Jakarta Utara. Dalam beberapa hari terakhir, fenomena ini terus melanda sejumlah wilayah, terutama kawasan Muara Angke, Penjaringan. Wilayah tersebut menjadi salah satu titik yang paling parah terdampak banjir rob.

Selama tiga hari berturut-turut, mulai Jumat 13 Desember hingga Minggu 15 Desember, genangan air rob setinggi 25 sentimeter hingga satu meter mengganggu aktivitas warga. Biasanya, air rob mulai naik di pagi hari sekitar pukul 06.00 hingga 09.00 WIB, sebelum surut kembali pada siang atau sore hari.

Kondisi ini memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari akses jalan yang terputus hingga rusaknya fasilitas umum. Selain itu, fenomena banjir rob juga memicu keresahan warga yang tinggal di sekitar pesisir, mengingat potensi kerusakan yang ditimbulkannya semakin meningkat setiap tahunnya.

Fenomena banjir rob yang terus berulang menyoroti perlunya solusi jangka panjang. Selain pembangunan infrastruktur seperti tanggul laut dan pompa air, penting juga untuk memperhatikan faktor-faktor pemicu seperti penurunan muka tanah dan perubahan iklim global yang semakin memperparah kondisi.

Pemerintah dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat segera mengambil langkah strategis untuk mengatasi banjir rob yang tidak hanya mengganggu aktivitas transportasi, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan masyarakat Jakarta Utara.