Heboh! Remaja di Bogor Berubah Kelamin dari Perempuan Menjadi Laki-laki

Sukarsih mengaku tidak pernah menyangka bahwa anaknya, yang terlahir sebagai perempuan, ternyata mengalami perubahan signifikan dalam identitas jenis kelamin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Bogor, VIVA — Seorang remaja berusia 14 tahun berinisial TAP, yang sejak lahir dikenal sebagai perempuan, kini mengalami perubahan jenis kelamin menjadi laki-laki. 

Peristiwa ini menjadi sorotan setelah orang tua TAP, Sukarsih, membawa anaknya ke puskesmas untuk memeriksakan kondisinya pada 23 Oktober 2024. Pemeriksaan tersebut mengungkap fakta mengejutkan yang mengubah kehidupan keluarga itu.

Sukarsih mengaku tidak pernah menyangka bahwa anaknya, yang terlahir sebagai perempuan, ternyata mengalami perubahan signifikan dalam identitas jenis kelamin. “Saya benar-benar kaget. Anak saya sejak kecil perempuan, tapi dokter bilang sekarang dia laki-laki,” ujar Sukarsih saat diwawancarai pada Rabu, 11 Desember 2024.

Ilustrasi gender atau jenis kelamin.

Photo :
  • Pixabay/3dman_eu

Menurut Sukarsih, TAP, yang lahir pada tahun 2010, memang menunjukkan perilaku tomboy sejak usia dini. Ia lebih sering bermain dengan teman-teman laki-lakinya dan cenderung menghindari aktivitas yang dianggap “feminin.” Namun, perubahan fisik yang signifikan baru diketahui saat pemeriksaan medis dilakukan.

Dokter yang memeriksa T.A.P menemukan bahwa organ kelamin laki-laki mulai berkembang, meskipun belum sepenuhnya sempurna. “Kami tidak pernah menyadari hal ini sebelumnya. Selama ini kami mengira dia hanya memiliki kepribadian tomboy, ternyata ada perubahan fisik yang signifikan,” lanjut Sukarsih.

Setelah hasil pemeriksaan tersebut, TAP kini menjalani serangkaian prosedur medis untuk menyempurnakan perubahan jenis kelaminnya. Prosedur ini melibatkan tiga tahap operasi besar yang direncanakan secara bertahap.

Namun, perjalanan ini tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah biaya cek kromosom yang mencapai Rp 8,5 juta, sebuah angka yang cukup besar bagi keluarga tersebut. Meskipun cek ini dapat dilakukan melalui layanan BPJS Kesehatan, prosesnya membutuhkan waktu hingga dua bulan.

“Anak saya ingin segera menjalani operasi agar prosesnya tidak terlalu lama tertunda. Tapi biayanya cukup besar, sedangkan kalau pakai BPJS, waktunya lama,” ungkap Sukarsih dengan nada penuh harap.

Keluarga TAP berharap mendapatkan dukungan baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk membantu meringankan beban mereka. Sukarsih mengungkapkan bahwa kondisi anaknya membutuhkan perhatian serius, baik dari sisi medis maupun sosial.

Kasus seperti ini jarang terjadi dan memerlukan pemahaman serta empati dari masyarakat. Perjalanan TAP menuju identitas barunya mencerminkan perjuangan untuk menerima diri sendiri dan keberanian untuk menjalani perubahan besar dalam hidup.

Melalui perjalanan ini, keluarga TAP berharap dapat memberikan inspirasi dan membuka kesadaran tentang pentingnya dukungan terhadap individu yang mengalami perubahan identitas jenis kelamin.