BPBD Jakarta Bakal Gelar Simulasi Gempa Megathrust Bulan Depan
- Freepik
Jakarta, VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta akan menggelar simulasi gempa megathrust Selat Sunda bulan depan. Simulasi gempa tersebut akan diselenggarakan di lima wilayah Wali Kota Jakarta.
"Baru saja hari ini kami menggelar rapat persiapan pelaksanaan simulasi gempa bumi yang rencananya akan dilakukan pada minggu ke-1 dan 2 Oktober 2024 di seluruh kantor walikota di lima wilayah," ujar Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang kepada wartawan, Jumat, 20 September 2024.
Michael menambahkan nanti BPBD Jakarta bakal melakukan pengecekan kesiapan sarana dan pra-sarana gedung di tiap lingkungan Wali Kota untuk menghadapi gempa.
"Sebelum pelaksanaan simulasi, nantinya akan dilakukan pre-assesment untuk melihat kesiapan sarana dan prasarana gedung serta edukasi mengenai kesiapsiagaan menghadapi gempa bagi para pegawai di lingkungan Wali Kota," kata dia.
Michael menjelaskan simulasi gempa megathrust nantinya akan menggunakan skenario M 8,7 dengan skala dampak MMI VI hingga VII.
"Adapun rencana simulasi penanganan kedaruratan gempa bumi akan menggunakan skenario gempa megathrust selat sunda M 8,7 dengan skala dampak MMI VI-VII," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga Jakarta selalu waspada dan menyiapkan diri terkait potensi terjadinya gempa bumi berkekuatan besar atau megathrust.
Imbauan tersebut menyusul gempa bermagnitudo 5,0 yang mengguncang Kabupaten Bandung yang getarannya terasa di beberapa wilayah di Jabar pada Senin pagi.
BPBD mengingatkan pentingnya masyarakat menyiapkan tas darurat yang berisi barang-barang penting untuk diselamatkan saat bencana.
"Misalnya untuk kejadian 'range'-nya 3 hari sampai seminggu. Itu kebutuhan-kebutuhan dasar tentunya seperti pakaian, obat-obatan, lalu surat-surat penting bisa disiapkan di 'emergency bag'," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Balai Kota Jakarta, Rabu, 18 September 2024.
Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan pemindaian (scan) pada surat-surat penting tersebut dan menyimpan datanya di ponsel agar apabila terjadi bencana surat-surat tersebut pun tetap tersimpan dengan aman.
Tak kalah penting, Yohan juga mengimbau agar masyarakat menyiapkan uang tunai dalam tas darurat tersebut. Sebab pada saat bencana, mungkin saja jaringan telekomunikasi hilang sehingga transaksi perbankan seperti transfer atau penggunaan QRIS tidak dapat dilakukan.
"Contohnya, kayak kemarin bencana di China. Ada satu kota itu semuanya sudah 'cashless'. Ternyata 'blank out', banjir. Jadi ketika mereka mau beli kebutuhan dasar nggak bisa. Karena semua mengandalkan QRIS dan transfer,” kata Yohan.