Bagi Pengusaha Transaksi Lewat Digital Bisa Hindari Penggelapan Uang

Praktisi IT dan Dirut PT TDC, Indra
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Penggelapan uang menjadi salah satu yang ditakutkan. Tetapi, dengan transaksi digital sebenarnya bisa menghindari kerentanan dalam persoalan tersebut. Sebab dengan uang cash, dianggap masih rentan.

Itu diakui oleh Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan dan praktisi teknologi digital yang juga Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (PT TDC), Indra. 

"Transaksi digital menghindari terjadinya transaksi cash yang rentan akan penggelapan uang yang dilakukan oknum bagian ticketing,” ujar Kurnia.

Dijelaskan Kurnia, pembelian tiket bus secara online mulai terjadi peningkatan. Terutama untuk pembelian tiket antar kota antar provinsi. Pertumbuhannya cukup signifikan, bergerak naik dan semakin pesat.

"Saat ini masyarakat calon penumpang yang membeli tiket by online system sudah mencapai 45 persen," ujarnya.

Tentang transaksi yang menggunaka QRIS, menurut Kurnia model digital sepert ini sangat membantu masyarakat. Terutam untuk pembayaran karena mempermudah mereka saat pemberangkatan.

"Penggunaan QRIS cukup simpel sehingga membantu masyarakat yang melakukan pembayaran," terang Kurnia.

Dengan transaksi digital ini, dia berharap juga peningkatan keamanan. Dengan begitu, kejahatan siber bisa diminimalisir. IPOMI meminta pemerintah lebih ketat dalam regulasi keuangan digital. Terutama saat perubahan rekening menjadi badan usaha.

"Dan kepolisian tidak dapat menindak lanjuti laporan kami thd kasus penipuan pembayaran e wallet ini dengan alasan masuk tanah tindak pidana ringan sementara ini sangat meresahkan," tambahnya.

Perbaikan yang menyeluruh membuat kepercayaan masyarakat meningkat. Juga kata Kurnia, turut membantu pemerintah dalam meningkatkan digitalisasi di kalangan masyarakat.

Sementara itu, Indra, mengatakan bahwa QRIS telah memenuhi standar nasional yang mengacu pada fitur keamanan internasional. 

“Artinya dari sisi keamanan tentunya jaminan menghindari adanya Fraud. Tapi seperti kata Bank Indonesia, semua pengawasan ini menjadi tanggungjawab bersama, baik penyedia maupun pengguna,” ujar Indra.

Jelas, Indra kalau BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), dimana perusahaanya ada didalamnya, terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS.
  
Contoh inovasi dilakukan perusahaannya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.

Beberapa diantaranya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Grop di wilayah Sumatera untuk menjangkau UMKM yang ada di provinsi tersebut. Aplikasi Posku Lite juga  ikut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan Jateng Fair dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) di Bali yang menggelar IKAPPI FEST di Bali beberapa waktu lalu.

“Keikutsertakan Poskulite di, Sumatera, Jateng dan Bali tentunya untuk mendukung dan memfasilitasi literasi pelaku bisnis dan UMKM di ketiga provinsi tersebut dalam memberikan kemudahan dan kecepatan baik untuk pencatatan maupun transaksi usaha yang dijalankan. Kita juga beri edukasi atas minimnya wawasan mengenai penggunaan dan manfaat yang diberikan aplikasi kasir digital," kata Indra.

Dalam kesempatan ini, Indra  menyarankan perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Manajemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi.