Dikenal Sebagai Influencer Parenting, Begini Sikap Tata Terhadap Orang Tua Anak di Daycare
- VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)
Depok, VIVA – Meita Irianty alias Tata dikenal sebagai influencer parenting. Dia sering membuat konten dan mengunggah di sosial media. Konten yang dibagikan Tata banyak menuai pujian. Namun, siapa sangka ternyata dibalik layar sosial media, Tata adalah sosok yang keji.
Dia tega menganiaya bayi berusia 8 bulan dan balita berusia 2 tahun. Perbuatannya terekam CCTV di daycare miliknya di Wensen School Indonesia (WSI).
“Kemarin saya mendampingi ayah dari korban. Menurut keterangan beliau, setiap kali antar anaknya ke sekolah tersebut, Bu Tata selalu acuh, tidak pernah menyapa orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di sana,” kata Tim Advokasi korban, Fathia Fairuza di Polres Metro Depok pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Keseharian Tata ternyata berbanding terbalik dengan sosoknya sebagai influencer. Sehari-hari, Tata dikenal cuek terhadap orang tua yang anaknya dititipkan di daycare tersebut. “Kalau ketemu dianggap angin lewat, memang acuh orangnya,” ujarnya.
Perbuatan Tata sangat sadis dan tidak mencerminkan teladan sebagai influencer parenting. Dia dengan sadar menginjak dan memukul korban hingga menyebabkan dislokasi di bagian kaki.
“Dilihat dari CCTV diinjak dipukul. Kalau pada salah satu korban AMW sampai kakinya bengkok, karena bayi itu masih umur 8 bulan bahkan jalan aja belum bisa, baru merangkak. Cuma waktu merangkak sudah kelihatan kaki berbeda dari kondisi biasa,” ungkapnya.
Fathia mengatakan, sebelum rekaman CCTV beredar, orang tua AMW sudah curiga karena perubahan di kaki anaknya. Hanya saja, saat itu orang tua AMW tidak memilki bukti kuat dan hanya sebatas curiga. Kecurigaan semakin kuat saat orang tua mendapat rekaman CCTV.
“Iya (curiga) sampai akhirnya saksi berani nunjukin CCTV bukti pada orang tua. Karena saksi membela orang tua dan tidak mendukung perbuatan kekerasan tersebut,” kata dia.
Dia menduga masih ada korban lain. Namun, itu masih perlu penelusuran lebih lanjut.
“Bisa jadi karena CCTV hanya terpasang di satu area saja di sekolah, yang mungkin kita enggak tahu ada kejadian lain di tempat lain yang tidak terekam di CCTV. Kita akan sama-sama bertanya pada saksi,” pungkasnya.