Sosok Sandi, Petugas Damkar Depok yang Viral Ternyata Pernah Ungkap Kasus Korupsi pada 2021
- Ist
Depok – Baru-baru ini Sandi Butar Butar, seorang petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok tengah menjadi sorotan lantaran membuat video terkait alat dan mobil dinas yang rusak.
Pada Jumat 19 Juli 2024 ia membuat video "room tour' di kantor pemadam kebakaran kota Depok, dalam video itu ia menunjukkan dua unit gergaji mesin yang biasa untuk evakuasi pohon tumbang dalam keadaan rusak.
Bahkan armada truk pemadam kebakaran kondisi rem parkir atau rem tangannya dalam keadaan tak berfungsi, sehingga menyulitkan petugas yang mengoperasikan mobil itu kesulitan terlebih di jalan menanjak.
Usai video room tour di kantor pemadam viral, sandi bersama tiga rekan kerjanya mendapatkan surat dari Kepala Damkar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Cimanggis, Depok, Dede Kurnia.
Dalam surat itu, Sandi bersama tiga orang temannya diminta untuk menghadap kepala Damkar UPT Cimanggis untuk mengikuti pembinaan Pegawai Kontrak Tidak Tetap (PKTT) di ruang kepala UPT Damkar Cimanggis pukul 11.00 WIB pada Selasa 23 Juli 2024 mendatang.
Ungkap Dugaan Kasus Korupsi di Damkar Depok Tahun 2021
Sandi dinilai menjadi sosok yang berani untuk menyampaikan keadaan sebenarnya di tempat ia mencari nafkah, ternyata pada 2021 lalu, ia juga berani pernah mengungkap kasus korupsi di Damkar Depok.
Pada 14 April 2021 lalu, Sandi datang ke Gedung kejaksaan Negeri Depok untuk melaporkan dugaan kasus korupsi di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) alias Damkar Kota Depok.
Sandi membawa bukti dugaan kasus korupsi tentang dugaan mark-up harga pengadaan sepatu lapangan dan honor pelaksanaan penyemprotan desinfektan yang diduga dipotong.
Menurut dia, barang yang diberikan tidak sesuai dengan kualitas. Padahal, jumlah pagu anggarannya, kata Sandi mencapai Rp 159 juta.
“Harga pagu anggarannya Rp850 ribu per sepatu, akan tetapi untuk sepatunya sendiri kadang kita mengecek tidak ada pengamannya," jelas Sandi, Rabu 14 April 2021 silam.
Sandi curiga jika harga tersebut tidak sesuai dengan spek yang diberikan. “Saya lihat di toko online dengan gambar yang persis, kualitas yang sama, merek yang sama, itu kisaran Rp 400 ribu," sambungnya.
Selain itu, ia juga buka-bukaan soal minimnya perhatian pejabat terkait untuk penyediaan alat kelengkapan kerja seperti alat penangkap ular.
Bahkan Sandi dan teman-teman tenaga honorer lainnya sempat mengumpulkan uang untuk membeli alat pemotong besi saat menolong warga yang jadinya tersangkut cincin.
Sandi pun pada 2021 lalu mengaku banyak mendapatkan perlakuan intimidasi termasuk teman-teman kerjanya saat membongkar dugaan kasus korupsi di Damkar Depok.
Aksi berani Sandi justru mendapatkan Surat Peringatan atau SP yang menurutnya hal tersebut baru pertama kali didapatkannya selama empat tahun bertugas jadi petugas damkar.