Penumpang KRL Perempuan Protes Laki-laki

Kereta Khusus Wanita
Sumber :
  • ANTARA/Jafkhair

VIVAnews – Pelanggan kereta rel listrik (KRL) perempuan protes karena gerbong yang khusus disediakan untuk mereka tetap dimasuki penumpang laki-laki.

“Mereka itu sepertinya tidak baca tulisan gerbong khusus perempuan. Makanya, tetap saja ikut menumpang,” kata Kholidah, salah satu pelanggan KRL asal Depok, Senin, 23 Agustus 2010.

Kholidah menjelaskan gerbong khusus perempuan yang diluncurkan PT KA Commuter Jabodetabek, Kamis, 19 Agustus 2010, berada di nomor satu dan delapan. Sedangkan, untuk penumpang umum, lanjut Kholidah, disediakan di gerbong dua sampai tujuh.

Kholidah berharap penumpang laki-laki mematuhi aturan yang telah dibuat PT KA Commuter Jabodetabek. Sehingga, perjalanan memakai  kereta menjadi nyaman dan tidak berpotensi muncul tindakan pelecehan seksual sebagaimana yang kerap dialami penumpang bus Transjakarta.

Pelanggan KRL lainnya, Rurit, meminta petugas KRL bersikap tegas. Penumpang laki-laki yang bersikeras masuk ke gerbong khusus perempuan harus diturunkan.

“Jangan diberi toleransi. Petugas, sih yang suka memberi kesempatan, jadi yang lain ikut-ikutan,” kata karyawan perusahaan swasta itu.

Rurit mengaku kecewa dengan petugas KRL khusus gerbong perempuan yang ia nilai hanya tegas pada waktu hari pertama peluncuran kereta. Setelah itu, kata dia, pengawasan melempem.

“Saya khawatir, beberapa bulan lagi, sudah tidak ada lagi petugasnya, setelah itu, tidak ada lagi gerbong khusus perempuan,” katanya.

Secara terpisah, Sekretaris PT KA Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran, mengakui tidak mudah menertibkan penumpang laki-laki agar tidak nekad menumpang gerbong khusus perempuan. “Karena, ini terkait masalah budaya masyarakat,” kata Makmur.

Ia menyontohkan kasus yang terjadi pagi tadi. Ada penumpang laki-laki menolak keras imbauan petugas KRL agar tidak masuk ke kereta khusus perempuan. Alasannya, kata Makmur, karena tidak mau berpisah dengan istri dan anak.

Kendati demikian, lanjut Makmur, pengawasan dan penertiban tetap akan dilakukan, apalagi dibantu dengan penumpang perempuan sendiri. Ia yakin, pada waktunya nanti, kaum laki-laki akan malu sendiri bila nekad masuk ke gerbong perempuan.

Kereta khusus perempuan terdiri dari KRL kelas Ekonomi AC dan KRL Ekspres. Untuk sementara ini, PT KA baru menerapkan di dua gerbong. Adapun total keseluruhan gerbong khusus perempuan yang telah dioperasikan, yakni 120-an unit.

Laporan | Arnes Ritonga | Jakarta Utara