Soroti Dampak Polusi Bagi Kesehatan, Legislator Komitmen Optimalkan Kendaraan Listrik
- Istimewa
Jakarta – Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail menyoroti polusi udara yang kian memburuk di Jakarta beberapa hari terakhir. Maka, ia pun berbicara penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) bagi transportasi umum.
"Bahwa ini tidak terlepas dari komitmen global kita, menciptakan zero emission, dan salah satunya diterjemahkan adalah kita mengoptimalkan dan melakukan konversi dari seluruh armada transportasi publik yang tadinya berbasis BBM menuju listrik," kata Ismail dalam wawancara khusus VIVA, Selasa, 14 Mei 2024.
Salah satu rencana yang akan direalisasikan yaitu transformasi armada bus yang menggunakan BBM menjadi bus listrik. Adapun target yang direncanakan yaitu pada tahun 2030 seluruh armada bus Transjakarta sudah berbasis listrik.
"Dan ini dalam, rencana kerja salah satunya transjakarta, memang sudah direncanakan dan sudah mulai di eksekusi. Ada target nanti full pada tahun 2030, dan itu sudah displayding per tahunnya sejumlah armada mulai dicicil pengadaannya (bus listrik), iya bus listrik dalam berbagai ukuran ya, karena kita tahu ada yang large, medium dan sebagainya," kata dia.
Di sisi lain, Ismail menyadari bahwa transformasi ini juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Ia menekankan PT Transjakarta tak bisa menanggung sendirian dalam mengkonversi transportasi umum massal tersebut.
"Kemudian, tentunya ini juga harus ada dukungan dari berbagai pihak, karena bagaimanapun tadi upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, salah satunya adalah dengan mengkonversi transportasi umum massal ini dan menggunakan EV, itu tidak bisa ditanggung oleh Transjakarta," kata Ismail.
Ia pun menyebut salah satu penyumbang terbesar polusi udara ialah transportasi umum dan kendaraan bermotor. Maka itu, pihak DPRD DKI mendorong agar transportasi umum menggunakan tenaga listrik untuk mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh polusi udara.
"Mungkin ini dari salah satu kajian yang saya pernah simak, polusi di Jakarta itu khususnya kontributor terbesarnya itu adalah dari kendaraan heavy duty, baik truk maupun bis-bis pengangkut penumpang massal," kata Ismail.
"Yang kedua adalah, dari sepeda motor. Emisi karbon ini menimbulkan sejumlah penyakit, yang ini juga menjadi beban bagi pemerintah. Nah ini kan sesuatu yang memang harus bisa kita mulai dari sini. Kalau untuk sepeda motor, ini balik kepada masyarakat. Tetapi yang ada dibawah kendali Pemprov adalah transportasi umum ini. Dari sinilah kita akan mulai, ya ketika ada upaya penyediaan armada baru kedepannya, maka kita sudah arahkan di konversi kepada tenaga listrik," imbuhnya.