Cara Agar Saldo Tiket Transjakarta Tak Hilang Saat Kartunya Hilang
- vivanews/Andry
Jakarta – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta buka suara soal penerapan sistem tiket transportasi berbasis akun atau account based ticketing (ABT). Jika wacana tersebut terealisasi, tiket yang terintegrasi dengan data kartu tanda penduduk (KTP) itu dapat meminimalkan potensi penumpang kehilangan saldo.
"Pengguna biasanya kalau pakai kartu dan kartunya hilang itu saldonya ikut hilang. Nah ini dengan account based ticketing, maka kartunya hilang tapi saldonya tersimpan di aplikasi," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo kepada wartawan di Balaikota DKI Jakarta, Selasa, 26 September 2023.
Syafrin menyebut, sistem tersebut bertujuan mengintegrasikan data di aplikasi JakLingko dengan kartu tiket transportasi. Hal tersebut dapat memudahkan warga dan memanfaatkan aplikasi untuk membeli tiket digital dalam bentuk QR dan mengecek nilai saldo di tiket fisik.
"Sehingga, ketika dia mau mengganti kartu, cukup memasukkan kembali ID Person lagi untuk kartunya. Dan otomatis akan kembali saldonya. Jadi tidak akan ada lagi yang kehilangan kartu dan hilang saldonya," kata Syafrin.
Kendati demikian, sistem berbasis akun ini belum diterapkan secara massal. Syafrin juga memastikan belum ada penyesuaian tarif berdasarkan pada status ekonomi penumpang.
"Iya tentu itu manfaat jangka panjangnya. Setelah kita mengumpulkan data-data profiling pengguna. Kita bisa mengetahui apakah yang menggunakan angkutan umum massal itu domisili Jakarta kah atau Bodetabek. Sekaligus penghitungan Public Service Obligation (PSO), yang lebih efisien. Sehingga nanti menjadi lebih tepat sasaran untuk PSO-nya," tuturnya.
Sebelumnya, viral di media sosial yang menyebutkan bahwa tarif layanan Transjakarta bakal disesuaikan dengan data kependudukan penumpang.
Hal tersebut diunggah melalui media sosial X @tmihariink pada Jumat, 22 September 2023 lalu. "Tarif bus transjakarta akan mengalami perubahan," tulisnya. Adapun sistem ini disebut akan mengatur besaran tarif berdasarkan status ekonomi dan KTP penumpang.
"Transjakarta berencana memberlakukan sistem account-based ticketing (ABT) yang mana tarifnya ditentukan berdasarkan status ekonomi dan KTP domisili penumpang. Tarif untuk warga domisili DKI Jakarta dan non-Jakarta akan berbeda," tulisnya.