Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, Pemprov DKI Ajak Pedagang Berjualan via Live Streaming
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pasar Jaya mengajak pedagang Pasar Tanah Abang berjualan melalui live streaming.
Hal tersebut disampaikan Manager Humas Pasar Jaya, yaitu Agus Lamun menanggapi keluhan sepi pembeli dari pedagang di Pasar Tanah Abang.
Menurut Agus, para pedagang Pasar Tanah Abang ini justru punya keuntungan ganda dari perkembangan teknologi digital saat ini.
"Mereka punya dua market. Pertama, konsumen yang datang langsung ke pasar dan kedua pembelian secara online," kata Agus dalam keterangannya, Jumat, 22 September 2023.
Agus menyebutkan, Pasar Jaya selama ini sudah terus berupaya melakukan sosialisasi terkait digital marketing dengan harapan pedagang bisa bersaing dengan para penjual online.
"Kami sudah gencar melakukan sosialisasi terkait digitalisasi pasar dengan harapan para pedagang bisa cepat adaptif terhadap pola jual-beli secara online," katanya.
Agus berharap adanya perlindungan terhadap produk lokal, khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar tidak kalah bersaing dengan barang-barang impor atau produsen besar.
"Saat ada pabrik atau produsen besar ikut masuk ke dunia e-commerce, tentu mereka bisa menjual dengan harga lebih murah inilah yang membuat pedagang di bawah tidak diminati karena harganya kalah bersaing," tuturnya.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan, sepinya penjualan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena adanya perubahan cara berbelanja konsumen.
"Yang pertama itu mungkin adalah bagian dari perubahan konsumen untuk membeli sesuatu kan. Di sini sudah ada online dan lain-lain, dan kita semua juga harus mencermati itu," kata Heru saat ditemui di Jakarta Utara, Sabtu.
Heru menilai bahwa konsumen sudah beralih dengan berbelanja secara daring (online shopping), ketimbang berbelanja ke pasar konvensional.
Fenomena itu, menurut dia, tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga konsumen di luar negeri yang lebih memilih belanja secara daring.
"Tidak hanya di sini aja kok. Di tempat lain, di luar negeri juga ada perubahan warga, konsumen membeli dengan konsep online," katanya.