Kepala Rutan Cipinang Buka-bukaan soal Omongan Tio Pakusadewo
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA Metro – Kepala Rumah Tahanan Klas I Cipinang, Sukarno Ali membantah isu miring adanya monopoli bisnis di tempatnya. Hal itu menyusul pernyataan aktor Tio Pakusadewo soal isu adanya monopoli bisnis di Lapas yang dilakukan oleh anak Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Yamitema Laoly.
"Yang dinyatakan Tio itu tidak benar. Saya bantah itu semua, karena ini real, gratis dari rutan. Tidak ada yang diperjualbelikan," kata Ali seperti dikutip dari tvOnenews.com, Sabtu 6 Mei 2023.
Kata dia, semua fasilitas yang diberikan di sana gratis. Mulai dari, kasur, makanan, hingga alat mandi. Untuk itu, dia mengaku heran dengan perkataan Tio. Ali mengatakan, koperasi Lapas Cipinang banyak kerja sama, salah satunya dengan Yayasan Jeera Foundation yang digagas oleh Yamitema anak dari Yasonna Laoly.
Tapi, kerja samanya yaitu membantu para narapidana berkegiatan positif selama dibina di sana serta membekali keterampilan pada mereka saat kembali ke masyarakat. Sehigga, dia menampik hal itu masuk disebut sebagai monopoli bisnis di dalam rutan.
Kegiatan-kegiatan pelatihan yang diberikan oleh Jeera Foundation itu disebut ada pelatihan jadi barista, pelatihan desain grafis, pelatihan kerajinan kulit, pelatihan barbershop, pelatihan seni musik, seni lukis, seni peran. Lalu, pelatihan pembuatan tempe, hingga pelatihan laundry.
Ia mengklaim, dengan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis, Jeera Foundation sudah mendorong peningkatan PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) Rutan Kelas I Cipinang sebagai bagian upaya membangun negara. Ali mengatakan, kolaborasi dengan Jeera Foundation banyak memberi kontribusi dalam mengembangkan kemandirian bagi warga binaan yang bakal menghadapi dunia luar pasca bebas.
"Jadi tidak benar kalau ada yang menyebut Jeera Foundation adalah korporasi yang bergerak di bidang perdagangan (retail) di Rutan Kelas I Cipinang, apalagi memonopoli dan mengintervensi kebijakan internal Rutan Kelas I Cipinang," katanya.
Lebih lanjut perihal air minum dan makanan yang dituduhkan sebagai barang yang dibisniskan, hal itu kata dia, sebagai produk keluaran dari sebuah yayasan kemitraan yang kemudian, Jeera menitipkan produknya agar diperjualbelikan di koperasi atau kantin rutan. Menurutnya , hal ini wajar dilakukan oleh lembaga yang melakukan saling bekerja sama. Karena, katanya, tak pernah ada paksaan membeli produk itu.
"Air ini produk yang dihasilkan dari Jeera Foundation, hasil dari produksi ini. Kenapa ini bisa dijual? Karena punya kemitraan dengan koperasi. Ini dia menjualnya ke mitra koperasi," tuturnya.
"Jadi bukan memonopoli, tapi dia menitipkan barang ini ke koperasi untuk dijualkan. Boleh dong orang usaha menitipkan barangnya. Toh itu kan pilihan mau beli atau tidak," ucapnya lagi.
Sebelumnya, anak Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, Yamitema Laoly menjadi sorotan karena disebut sebagai sosok anak menteri yang terlibat bisnis di dalam lapas. Dugaan ini mencuat usai aktor Tio Pakusadewo menyebut adanya bisnis dan monopoli di dalam penjara yang melibatkan anak menteri saat berbincang dengan Uya Kuya dalam sebuah tayangan video.
Adapun dugaan yang menyeret Yamitema Laoly dan perusahaannya PT Natur Palas Indonesia disampaikan oleh pengguna Twitter @PartaiSocmed.
"Yang dimaksud Tio Pakusadewo pada bagian akhir video ini adalah Jeera Foundation dgn perusahaannya PT Natur Palas Indonesia yg memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa Lapas besar, dimana anak Yasonna Laoly jadi Chairman dan Co Founder." cuit @PartaiSocmed.
Jeera Foundation sudah berdiri sejak 23 Juni 2016 lalu. Jeera Foundation tidak hanya produksi kopi, namun juga multimedia meliputi pelatihan fotografi, musik, kerajinan kulit seperti pembuatan tas yang dikolaborasi dengan tenun Indonesia, aksesoris tas, lukisan, gelang, dan desain baju yang nantinya dipasarkan ke masyarakat.
Akun @PartaiSocmed mengklaim, Jeera Foundation yang dikelola Yamitema Laoly memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa lapas besar.