BPS DKI Sebut Tingkat Kemiskinan Ekstrem di Jakarta Naik 95.668 Jiwa

Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Rahmat Fatahillah Ilham

VIVA Metro – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat tingkat kemiskinan ekstrem di Ibu Kota meningkat 0,89 persen atau sebesar 95.668 jiwa per Maret 2022.

"(Tingkat kemiskinan ekstrem bertambah) menjadi 0,89 persen, sejumlah 95.668 jiwa pada Maret 2022," ujar Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.

Jumlah tersebut meningkat 0,29 persen jika dibandingkan pada Maret 2021. Lebih lanjut, Suryana mengatakan, dalam waktu dekat akan ditetapkan sampel-sampel untuk memastikan data-data yang ada di Carik dan sudah terkoneksi di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu sasarannya tepat.

Potret kemiskinan di Jakarta.

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

"Kalau udah sampel itu tepat, nanti akan di profiling karena akan ada kaitannya penanganan kemiskinan ekstrem dengan stunting, khususnya dikaitkan dengan bantuan-bantuan di DKI sebetulnya udah banyak," katanya.

Suryana menyampaikan, penduduk miskin ekstrem paling banyak di wilayah Jakarta Utara (Jakut) yaitu sebesar 35.777 jiwa atau sekitar 1,94 persen. Sementara wilayah terendah penduduk miskin ekstrem adalah Kepulauan Seribu. 

Dia menerangkan, kriteria penduduk miskin ekstrem adalah yang pengeluaran per kapitanya di bawah Rp11.633 per hari. "Intinya bahwa kalau BPS itu menghitung data makro, maka untuk menelusuri siapa dan di mananya membutuhkan data mikro. By name by address itu menggunakan data mikro yang sudah ada di Pemprov DKI Jakarta," ujarnya.

Suryana menjelaskan, sejumlah karakteristik penduduk Jakarta mengalami kondisi kemiskinan ekstrem di antaranya mayoritas kepala rumah tangga lulusan SMA dengan rata-rata usia 45,5 tahun. "Kemudian ada juga yang lansia atau balita. Kondisi perumahan ada yang belum layak, luas lahan per kapita di bawah 8 meter persegi," ujarnya.

Angka Kemiskinan di Jakarta Meningkat

Photo :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengungkapkan, target penurunan kemiskinan yang diberikan Pemerintah pada 2024, sebesar 7 persen untuk kemiskinan dan 0 persen kemiskinan ekstrem akan sulit tercapai.

Margo mengatakan, berdasarkan tren data, kemiskinan pada 2022 tercatat sebesar 9,5 persen dan kemiskinan ekstrem sebesar 2,04 persen.

"Kalau lihat dari tren data, sepertinya agak sulit untuk mencapai di angka 7 persen, maupun di angka kemiskinan ekstrem dari 2,04 di tahun 2022 ke 2024 menjadi 0 persen. Kalau lihat tren datanya sulit rasanya," kata Margo dalam Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, Senin, 30 Januari 2023.

Meski demikian, Margo menekankan, perlu adanya perbaikan sistematik tata kelola penanggulangan kemiskinan karena dengan adanya perbaikan tata kelola dimungkinkan target itu akan tercapai. "Jadi untuk mencapai target tadi, agak sulit mencapai target Pemerintah tapi kita perlu berupaya percepatan melakukan tata kelola baru agar target 2024 bisa dicapai," katanya.