Heru Budi Bertemu Menteri Suharso Bahas Nasib Jakarta Setelah Tak Jadi Ibu Kota Negara

Menteri PPN Suharso bertemu dengan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono.
Sumber :
  • Riyan Rizky/VIVA.

VIVA Metro – Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan pertemuan dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis 24 November 2022.

Heru mengungkapkan, pertemuannya dengan Menteri Bappenas guna membahas kelanjutan Jakarta setelah nantinya Ibu Kota Negara pindah ke Kalimantan Timur.

“Ada pembahasan dengan Bappenas RI terkait dengan Jakarta ke depan, serta membahas rencana tata ruang wilayah, dan tentu harus bersinergi dengan Bappenas. Ini adalah berbagai masukan yang bagus, antara lain agar DKI Jakarta tata kotanya tetap berjalan dengan baik,” kata Heru kepada wartawan, Kamis.

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Zendy Pradana

Heru juga menyebutkan bahwa dirinya mendapatkan masukan dari Suharso Monoarfa agar bisa mempercepat kegiatan ekonomi pembangunan.

“Di samping itu, Pak Menteri memberikan arahan untuk mempercepat kegiatan ekonomi pembangunan. Dan yang terakhir kami diminta untuk membuat tim-tim kecil untuk bisa  membahas detail tata ruang selanjutnya,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Bappenas Suharso Monoarfa menyebutkan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI usai Jakarta tak lagi menjadi Ibu Kota Negara.

Suharso mengatakan, bahwa segala kegiatan di luar pemerintahan pusat akan tetap menjadi milik Jakarta meski sudah tidak menjadi Ibu Kota Negara.

Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kompleks Balaikota di Jakarta/Ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

“Bahkan harus ditumbuhkembangkan sedemikian rupa, di mana Jakarta tetap menjadi salah satu pusat pertumbuhan yang menjadi sesuatu yang harus dipertahankan baik dari pemerintahan daerah, maupun pemerintahan pusat,” jelasnya.

“Bagaimana bentuk cara mempertahankannya? Pertama yang kami ingin usulkan tentu ada dari sisi fisik Jakarta mengenai tata ruangnya, bagaimana penataan ruangnya yang ada hari ini, dan bagaimana kita melihatnya kembali yang sebelumnya sejak dulu, dan sampai hari ini,” jelasnya.