Depok Deklarasi Kota Bebas BAB Sembarangan

Ilustrasi kota Depok.
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA Metro – Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku tengah berupaya menghilangkan kebiasaan warga yang kerap buang air besar (BAB) sembarangan melalui jamban yang kotorannya langsung mengalir ke kali atau sungai.

“Ternyata masih ditemui ada di satu kelurahan, warga BAB masih pakai jamban atau istilahnya koya,” kata Idris, Kamis 17 November 2022.

Ilustrasi buang air besar.

Photo :
  • U-Report

Padahal, kata Idris, tahun ini wilayahnya telah mendeklarasikan Open Defecation Free (ODF) atau bebas BAB sembarangan dan telah diganjar penghargaan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

“Tahun ini kita sudah deklarasi, seluruh kelurahan tidak ada lagi BAB sembarangan ke kali, ke koya ke kolam dan sebagainya, semuanya harus SNI untuk pembuatan septic tank baik komunal maupun individual,” kata Idris.

“Deklarasi ini terus terang se-Jawa Barat baru Kota Depok yang berani, karena nggak mudah makanya dikasih sertifikat oleh pak Gubernur,” tambahnya.

Untuk itu, kata Idris, dirinya meminta seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam memantau dan melaporkan jika ada ditemukan warga BAB di jamban yang langsung ke kali, empang atau sejenisnya. “Kalau punya drone silahkan cari koya se-Kota Depok nggak apa apa, untuk kebaikan semuanya. Laporkan, kita akan mengintervensi,” kata Idris.

Idris mengatakan, pihaknya diberikan tenggat waktu oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk dapat menyelesaikan persoalan warga BAB sembarangan tersebut selama tiga bulan. Sebagai imbalannya, Kota Depok akan diganjar penghargaan Kota Sehat Swasti Saba Wistara.

“Kita diminta untuk diperbaiki dikasih waktu tiga bulan, baru kita bisa mendapatkan predikat kota sehat wistara,” kata Idris.

Idris menambahkan, pembuatan septic tank pun perlu memiliki standar, karena menyangkut kesehatan warga. “Sebab ini sangat terkait dengan masalah nantinya apa yang kita minum. Septic tank yang tidak benar membangunnya membuatnya akan terjadi rembesan rembesan kotoran ke air tanah,” kata Idris.

“Sementara 89 persen warga Depok masih menggunakan air tanah untuk air bersih dan air minumnya,” tambahnya.