Mahasiswa Menggeruduk Usai Demo Buruh Selesai, Ini 3 Alasan HMI
- VIVA/Yeni Lestari
VIVA Metro – Massa mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Mereka datang setelah massa buruh selesai melakukan demonstrasi di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan VIVA di lokasi, massa HMI mulai berdatangan dan melakukan aksi di depan gedung DPR/MPR RI sekitar pukul 15.00 WIB. Satu jam berselang, mereka menyuarakan tiga tuntutan dasar atas penolakan harga BBM.
"HMI sebagai salah satu kekuatan civil society di NKRI ini dengan tegas menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang dihembuskan pemerintah. Tegasnya penolakan HM terhadap rencana kenaikan harga BBM tersebut tentunya sangat beralasan," ujar Ketua Umum PB HMI, Affandi Ismail Hasan dari atas mobil komando, Selasa, 6 September 2022.
"Pertama, situasi ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini dapat dikatakan masih sangat terpuruk diakibatkan karut marut dan rusaknya tata kelola pemerintah hampir pada semua sektornya di sektor keuangan, ditambah terpaan Pandemi Covid-19," sambungnya.
Alasan kedua, lantaran naiknya harga BBM bersubsidi sudah pasti akan memberikan dampak buruh secara domino terhadap kemampuan rakyat kelas menengah ke bawah dalam pemenuhan hidup.
"Kemudian terkait batuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp 600 ribu untuk empat bulan yang diberikan pemerintah kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan kepada 16 juta pekerja sebagai bentuk kompensasi atas naiknya harga BBM. Pertanyaan fundamentalnya, apakah BLT BBM sebesar Rp 150 ribu per bulannya itu mampu menopang daya beli masyarakat?" ungkapnya.
"Kami menyimpulkan, BLT BBM tidak lebih hanyalah alat atau instrumen bagi penguasa rezim Jokowi guna meredam amarah rakyat Indonesia atas kondisi ekonomi yang semakin terpuruk saat ini," kata Affandi.
Sementara itu, alasan ketiga penolakan kenaikan harga BBM ini adalah adanya ancaman akan terjadinya inflasi.
"Sedikitnya, tiga alasan di atas itulah yang mendasari HMI menolak dengan tegas, rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi yang dinilai akan semakin menyusahkan, menyengsarakan dan menambah penderitaan kurang lebih 50 persen dari populasi 270 juta jiwa rakyat Indonesia," kata dia.
Sebelum memulai orasi diketahui massa HMI sempat melakukan aksi bakar sampah sebagai wujud amarah atas naiknya harga BBM bersubsidi.
"Bakar sampahnya teman-teman, tunjukkan ke mereka amarah kita," kata seorang orator di atas mobil komando kepada massanya.