Antisipasi Hepatitis, Tangerang Belum Izinkan Semua Sekolah Gelar PTM

Ilustrasi PTM.
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq

VIVA – Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pendidikan, menerapkan syarat dan ketentuan pada sekolah, jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dalam penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Syaifullah mengatakan, pihaknya belum mengizinkan seluruh sekolah yang ada di bawah kewenangannya untuk menggelar PTM.

"Ada syarat dan ketentuan kalau sekolah itu ingin gelar PTM, yakni persentase vaksin COVID-19 dosis kedua harus 85 persen atau melebihi itu," katanya, Jumat, 13 Mei 2022.

Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-19, ditambah penyakit hepatitis akus misterius yang saat ini telah terjadi di beberapa daerah.

Para Siswa Mengikuti PTM. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/ Muhammad AR

"Antisipasi yang kami lakukan untuk mencegah penularan dua penyakit itu, dengan cara vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, tentunya harus tetap jaga kebersihan," ujarnya.

Berdasarkan data yang diterima VIVA, saat ini baru 32 SD dan 63 SMP yang diizinkan menggelar PTM dengan kapasitas 100 persen. Dimana, sekolah itu terdiri dari sekolah negeri ataupun swasta yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Tangerang di antaranya Kelapa Dua, Balaraja, Curug, Pasar Kemis, Panongan, Sindang Jaya, Sukadiri, Teluk Naga, Cikupa, Kosambi, Kresek, Mauk, Mekar Baru, Pagedangan dan Pakuhaji.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik secara berlebihan terhadap penyakit hepatitis akut yang saat ini tengah melanda dunia.

"Tetap waspada. Cara pencegahannya dengan menjaga protokol kesehatan. Pastikan tetap pakai masker, mencuci tangan dengan bersih, memasak makanan yang matang dan dipastikan kebersihannya, dan tidak menggunakan alat makan bersamaan dengan orang lain," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Tangerang, dr. Sumihar Sihaloho.

Selain itu, setiap warga agar menjaga anak-anaknya secara dini dan segera membawa ke fasilitas kesehatan jika menemukan gejala-gejala seperti diare, mual, muntah, sakit perut mendadak disertai demam untuk segera mendapat pengobatan.

"Jangan menunggu sampai gejala berlanjut ke lebih berat seperti warna urin seperti warna teh, feses berwarna pucat, kulit dan mata kuning, terjadi pembekuan darah dan penurunan kesadaran, akan lebih sulit memberi pertolongannya," ujarnya.