Anies Ungkap Ada 3 Penyebab Banjir di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Syaefullah

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, ada tiga sumber penyebab banjir yang terjadi di Ibu Kota. 

Pertama, dari kawasan pesisir atau rob. Kedua, dari kawasan selatan pegunungan yaitu air hujan yang mengalir ke 13 sungai yang melalui Jakarta. Ketiga, dari hujan lokal yang terjadi di Jakarta. 

"Ketiga masalah itu akan dihadapi dengan tiga prinsip, yaitu Siaga, Tanggap dan Galang. Kami sangat berterima kasih atas ikut sertanya, bersinerginya segenap elemen masyarakat, Relawan Kebencanaan di DKI Jakarta," kata Anies dalam akun Instagramnya @aniesbaswedan, Senin, 15 November 2021. 

Anies mengharapkan, kolaborasi relawan PMI dan relawan kebencanaan ini akan bisa menggerakkan seluruh unsur masyarakat di Ibu Kota di segala lapisan, khususnya ketika terjadi bencana banjir dan dampak bencana yang ditimbulkannya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Photo :
  • VIVA/Edwin Firdaus

Ia meminta juga kepada setiap unsur elemen masyarakat dari mulai level RT, RW dan tokoh masyarakat untuk selalu siap siaga menginformasikan ke petugas/relawan penanganan bencana, terutama pada daerah-daerah yang setiap tahun tergenang oleh air, begitu juga rob, banjir kiriman dan banjir lokal.

"Bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, targetnya kami akan memastikan daerah-daerah yang biasanya banjir tergenang 3-4 hari, sekarang kurang dari sehari sudah kering. Para petugas seperti Lurah, Camat, BPBD, serta OPD terkait lainnya, semua punya target 6 jam surut," ujarnya. 

Anies mengapresiasi dan terima kasih kepada segenap pengurus dan relawan PMI DKI Jakarta yang selalu siaga dan hadir langsung memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang membutuhkan di saat bencana dan krisis.

Lebih lanjut, Anies menyebutkan, bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi peningkatan curah hujan 70-100 persen akan terjadi mulai Desember tahun ini karena dampak La Nina.

Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu daerah di Pulau Jawa yang juga diprediksi akan terkena dampak La Nina, berupa peningkatan curah hujan mencapai 100 persen.