Transportasi Bogor Ditata, Wali Kota Bima: 147 Angkot Diganti 49 Bus

Wali Kota Bogor Bima Arya menghancurkan angkot.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)

VIVA – Penataan transportasi di Kota Bogor memasuki babak baru, Selasa, 1 November 2021. Berbagai program seperti rerouting (penggabungan trayek), reduksi (peremajaan) hingga konversi (3 angkot menjadi 1 bus) terus diakselerasi. Hal itu tidak saja untuk mengurangi angkot tetapi juga memberikan sarana dan prasarana transportasi yang nyaman dan memudahkan.

Wali Kota Bogor Bima Arya memimpin langsung proses konversi. Proses ini dilakukan dengan skema scrapping atau dihancurkan menggunakan alat berat serta mencabut izin trayek bagi 147 unit angkot kemudian digantikan menjadi 49 unit bus berukuran sedang. Angkot-angkot tersebut kemudian dibesituakan, sebagian ada yang diplathitamkan dan tidak boleh beroperasi mengangkut penumpang.

Hingga 2020 lalu, jumlah angkot di Kota Bogor tercatat masih di angka 3.412 unit. Kemudian terus menyusut dan ditargetkan berkurang menjadi 3.066 unit hingga 2022 mendatang. “Nanti totalnya akan semakin banyak (yang dikurangi angkotnya digantikan bus) sampai 2024. Angkot secara bertahap dikurangi untuk kemudian pada suatu saat nanti di pusat kota Bogor sudah tidak ada lagi angkot. Angkot hanya akan menjadi feeder,” ujar Bima di GOR Pajajaran, Senin, 1 November 2021.

Dengan proses scraping menggunakan alat berat, Bima ingin angkot yang akan digantikan bus harus jelas datanya. “Jangan sampai busnya masuk, angkotnya masih jalan. Saya tidak mau ada akal-akalan. Karena sekali lagi, tujuannya mengurangi angkot,” ujarnya.

Lantas, bagaimana dengan nasib pengemudi angkotnya? Bima mengatakan, seluruhnya akan direkrut menjadi bagian sari awak BISKITA.

Wali Kota Bogor Bima Arya menyaksikan penghancuran angkot.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)

“Ini juga yang dari awal sudah direncanakan. Semua pengemudi angkot yang dikonversi akan direkrut menjadi pengemudi di BISKITA Trans Pakuan. Tetapi memang akan ada proses pelatihan dan seleksinya. Ada syarat SIM-nya B1, ada syarat usia dan ada syarat pendidikan,” kata Bima.

Namun, lanjutnya, jangan sampai syarat-syarat tersebut menghambat para pengemudi eks angkot untuk menjadi pengemudi bus Trans Pakuan. “Saya apresiasi Dishub melakukan inovasi bersama dengan PDJT. Bagi yang lulusan SD misalnya, diberikan kemudahan untuk program kejar paket. Bagi yang belum memiliki SIM B1, dibantu. Yang penting punya kemampuan untuk mengemudikan bus,” ujar Bima. 

Tahap Pertama

Untuk tahap pertama proses konversi ini, akan dioperasikan 10 bus Trans Pakuan dengan uji coba di koridor 5 trayek Stasiun Bogor - Ciparigi. Berikut titik pemberhentian BISKITA Trans Pakuan: Stasiun Bogor - Bappeda - RS - Salak - Sudirman - Air Mancur 2 - GOR - Gedung DPRD - SMPN 5 - Tugu Anti-Narkoba 1 - Tugu Anti-Narkoba 2 - Pemda 2 - SDN Kedung Halang 1 - Kedung Halang 2 - Villa Bogor Indah 2 - SMPN 19 Bogor 2 - Ciparigi.

Kemudian dari arah sebaliknya, Ciparigi - SMP 19 Bogor 1 - Villa Bogor Indah 1 - Kedung Halang 1 - Pemda 2 - Jambu Dua - SMP 8 - BPJS - Dinkes - Air Mancur 1 - Dinsos - Graha Pool Merdeka - PGB - Stasiun Bogor.

Jam Operasional bus ini mulai dari 05.00 - 21.00 WIB. Untuk tarif, sementara tidak berbayar hingga akhir Desember 2021, penumpang cukup melakukan tap e-money tanpa dikurangi saldo. Tersedia juga fasilitas rak sepeda untuk goweser yang ingin naik bus ini. 

“Pada tahap pertama ini di koridor 5 ini pasti ada kekurangan, tapi kita akan terus evaluasi bersama. Ini masa transisi. Mudah-mudahan berjalan lancar,” ujarnya.