Heboh Interpelasi Formula E, Pengamat: Nembak Anies Pakai Rudal

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat meninjau ajang Formula E beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • www.instagram.com/aniesbaswedan

VIVA – Rencana perhelatan Formula E di Monas Jakarta pada Juni tahun depan memunculkan pro dan kontra. Pihak yang kontra salah satunya dengan menggulirkan hak interpelasi di DPRD DKI yang dimotori Fraksi PDIP dan PSI.

Terkait itu, pengamat politik, Adi Prayitno menyampaikan interpelasi merupakan hak spesifik yang dimiliki anggota dewan dan nuansanya cukup politik. Dia menjelaskan menyangkut substansi, antara pihak yang menolak dan mendukung interpelasi tak akan bisa bertemu.

"Pada level substansi tentu ini nggak bakal ketemu  antara yang pengusul interpelasi dengan mereka yang menolak. Sampai kiamat, sampai lebaran kuda tidak akan ketemu," ujar Adi dalam Apa Kabar Indonesia Malam tvOne yang dikutip VIVA, Sabtu, 4 September 2021.

Dia menyoroti peta kekuatan interpelasi itu dua fraksi pendukung melawan tujuh fraksi yang menolak. Namun, ia memprediksi ke depan masih akan terus opini yang dibangun masing-masing elite politik.

Menurut dia, interpelasi digulirkan karena berawal dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait potensi pemborosan anggaran. 

Bagi Adi, interpelasi bukan sekedar bertanya dan meminta penjelasan Anies terkait Formula E. Ia mengingatkan interpelasi adalah hak politik yang istimewa. 

"Jadi, kalau itu digunakan, ibarat melihat orang ingin nangkap burung selama ini pakai ketapel. Tapi, kalau interpelasi itu nembak Pak Anies pakai rudal," tutur Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia tersebut.

Kata dia, interpelasi anggota dewan biasanya karena ada kesalahan yang cukup serius. Dengan kesalahan dan janggal itu diminta agar kebijakan eksekutif yang disorot bisa disetop.

"Di sinilah sebenarnya pada level politik tertentu, interpelasi itu dihadang terutama pada pihak yang menolak," sebut Adi. 

"Nah, kalau itu disetujui interpelasi, saya kira akan menjadi tanda kutip akan menjadi ruang pintu hak-hak lain bermunculan. Ada hak angket dan semacamnya. Dan, Anies akan terus-terusan di-bully dengan hak-hak istimewa yang dimiliki dewan," jelas Adi.

Sebelumnya, PDIP yang serius menggulirkan interpelasi bukan bermaksud untuk menyerang Anies. Namun, hal ini sebagai panggilan hati nurani bagi dewan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono. Menurut dia, interpelasi yang jadi panggilan hati nurani itu akan diikhtiarkan 25 anggota Fraksi PDIP di DPRD DKI.

Gembong bilang pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pengurus dan pimpinan DPP PDIP terkait interpelasi. Dengan demikian Fraksi PDIP optimis dengan langkah politik yang diikhtiarkan.

"Pimpinan saya sudah yakin dengan langkah yang kita lakukan ini. Dengan tekad yang bulat, semangat kebersamaan yang kuat, insya Allah langkah ini bisa kita tempuh dengan baik," kata Gembong di Jakarta, Rabu, 1 September 2021.