Warga Temukan Bantuan Beras Tak Layak Konsumsi, Begini Kondisinya
- VIVA/Andrew Tito
VIVA – Bantuan sosial (Bansos) berupa beras yang disebut dari Bulog ditemukan membusuk saat distribusikan di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Beras dengan kualitas buruk tersebut ditemukan di RW 11, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora Jakarta Barat.
Ketua RW 11, Ilan Sukarlan mengatakan, beras busuk tersebut ditemukan pertama kali karena adanya laporan warga, sejak beras dibagikan oleh pihak Bulog pada Sabtu 7 Agustus 2021.
“Jadi pertama kali ditemukan itu berkat adanya aduan dari warga RT 01, yang temukan adanya beras yang bergumpal,” ujar Ilan ditemui di kawasan Angke Tambora Jakarta Barat.
Baca juga: Minta Tebusan Rp5 M, Penculik Pengusaha Ini Akhirnya Ditangkap
Ilan mengatakan, temuan tersebut berkat kejelian warga yang melihat adanya perbedaan warna dari karung beras yang di temukan membusuk tersebut dengan karung beras lainnya yang masih dalam kondisi bagus.
“Warga RT 01 itu ke kebagian yang beras yang karungnya agak berwarna kuning kecoklatan, itu bukan warna cat ya, seperti noda di karungnya, kemudian saat dibuka, kondisi beras bergumpal dan berbau” ujar Ilan.
Ilan menjelaskan temuan beras busuk tersebut bukan hanya di RT01 saja, ada beberapa RT lainnya yang menerima laporan dari warganya bahwa ditemukan juga beras dengan kondisi busuk dan bergumpal.
“Ada RT lainnya yang juga warga temukan beras seperti kondisi itu, di antaranya RT07, RT 06, RT 08,” ujarnya.
Ilan mengatakan, beberapa warga yang temukan beras bantuan Bansos yang kondisinya tidak biasa itu menolak untuk mengambil dan mengkonsumsi. Empat karung beras yang ditemukan membusuk tersebut kemudian akhirnya, diletakkan di balai warga RW 11 Angke.
“Di bagikan ke RW kami sebanyak 874 karung, yang masing-masing, dengan berat 10 KG, empat karung di antaranya ditemukan membusuk” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga RT 08, Ali (42) mengatakan, sangat menyesalkan perihal temuan beras busuk tersebut, dirinya pun terlihat sedikit emosi dan mencaci pihak pemerintah yang membagikan beras tidak layak konsumsi tersebut.
“Kita di suruh di rumah aja, enggak boleh kemana-mana, enggak dapat penghasilan, giliran dikasih beras, kondisinya begini enggak bisa di makan” ujarnya.