Kasus COVID-19 Naik, Wali Kota Bogor Minta RS Tambah Tempat Tidur
- VIVA / Muhammad AR (Bogor)
VIVA – Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kota Bogor, Bima Arya meminta seluruh rumah sakit rujukan pasien positif COVID-19 menaikkan jumlah tempat tidur (bed) di atas 30 persen dari total bed yang ada.
Menurut Bima yang juga Wali Kota Bogor, Jabar, Selasa, 22 Juni 2021, hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: YR.03.03/III/4643/ 2020 tentang Peningkatan Pelayanan Pasien COVID-19. Dalam SE tersebut salah satu poinnya menyebutkan, untuk melakukan konversi tempat tidur guna penyiapan kapasitas ruang isolasi dan ICU bagi pasien COVID-19 sesuai standar.
Menurut Bima Arya, angka COVID-19 di Kota Bogor saat ini mengalami lonjakan yang signifikan sehingga memerlukan kerja lebih keras dari semua pihak untuk menekannya.
"Saya garis bawahi, selain konversi tempat tidur, rumah sakit diimbau untuk menyampaikan laporan secara realtime. Target kita satu yaitu menambah fasilitas tempat tidur di rumah sakit sebesar 30-35 persen. Kemudian, menyiapkan tempat isolasi,” katanya.
Bima juga menjelaskan, dampak dari melonjaknya kasus positif COVID-19 sehingga tingkat keterisian tempat tidur (BOR) untuk pasien positif COVID-19 di rumah sakit juga meningkat.
Dari 829 tempat tidur untuk pasien COVID-19 di 21 rumah sakit rujukan di Kota Bogor saat ini terisi 643 pasien COVID-19 atau 77,6 persen. "Padahal pada dua pekan lalu, BOR pasien COVID-19 di Kota Bogor kurang dari 20 persen," katanya.
Menurut Bima Arya, lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi itu, jika tidak dilakukan penambahan tempat tidur untuk pasien COVID-19 maka pada dua pekan ke depan akan penuh.
Pemerintah Kota Bogor saat ini memanfaatkan Gedung Pusdiklat BPKP di Ciawi Kabupaten Bogor sebagai Pusat Isolasi COVID-19, yakni tempat perawatan pasien COVID-19 tanpa gejala atau OTG.
Di Gedung Pusdiklat BPKP saat ini tersedia 100 tempat tidur untuk perawatan pasien OTG dari kapasitas 120 tempat tidur. Ruangan lainnya dimanfaatkan untuk ruang dokter dan perawat, ruangan obat, unit gawat darurat (UGD) dan ruang tindakan.
Menurut Bima Arya, Pemerintah Kota Bogor juga menyiapkan pusat isolasi untuk pasien OTG di tempat lainnya, sehingga pasien COVID-19 dengan gejala sedang dan berat difokuskan dirawat di rumah sakit. (Antara)