Kisah Penyintas COVID-19 di Bekasi sebelum Meninggal: Tolong Anak Saya
- VIVA/Dani
VIVA – Nasib tragis dialami Sri Hartati, pasien COVID-19 yang akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal, warga Perumahan Griya Kota Bekasi II, Setia Mekar, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, meminta tolong agar kedua anaknya bisa dievakuasi.
Selama menjalani tes swab di rumah sakit swasta, Sri masih membawa kedua anaknya. Di situ Sri sempat mengirim cuplikan video ke media sosial dengan harapan ada masyarakat yang mau mengurus anaknya selama dia menjalani isolasi.
“Tolong, tolong anak saya,” kata Sri Hartati, dalam rekaman video yang disebar di media sosial.
“Istri saya sempat mengirim video minta tolong agar anaknya dievakuasi dari rumah sakit, tapi tidak ada yang peduli. Maksudnya, agar anak saya tidak tertular,” kata Cornelis Purba, suami mendiang Sri Hartati, pada Jumat, 5 Februari 2021.
Sri terpapar COVID-19 setelah suaminya lebih dahulu dinyatakan positif corona pada 12 Januari 2021. Kemudian, suaminya diisolasi di salah satu rumah sakit di Bekasi Timur. Kemudian, melihat sang suami positif, Sri ingin memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Sriamur, Tambun Utara.
Rupanya, kehadiran Sri Hartati untuk meminta tes swab mendapat penolakan. “Saat istri saya datang ke Puskesmas untuk meminta di-swab, istri saya ditolak, padahal dia sudah bilang [bahwa] suaminya positif COVID-19,” katanya sambil terus menangis.
Sri lantas bersama kedua anaknya memilih datang ke rumah sakit di Babelan, Kabupaten Bekasi, pada 13 Januari. Di situ Sri dinyatakan positif COVID-19. Saat itulah Sri langsung membuat video dan diunggah ke media sosial dengan harapan ada yang mau mengurus anaknya untuk sementara. Sebab, Sri bersama suami sedang diisolasi.
Rupanya, hingga Hartati tak sadarkan diri, kedua anaknya tak juga ada yang mengevakuasi. Sehari kemudian, barulah seorang rekan Sri menjemput kedua anaknya. Tak lama anaknya dievakuasi, Sri mengembuskan napas terakhirnya karena COVID-19 pada 14 Januari.
“Penyebaran COVID-19 Kabupaten Bekasi memang paling dominan dari klaster keluarga,” kata Kepala Polres Metro Bekasi Kabupaten Kombes Hendra Gunawan kepada wartawan.
Hendra menambahkan, pihaknya akan melakukan tracing kepada keluarga yang sempat berhubungan dengan yang bersangkutan. “Tidak akan ada yang isolasi mandiri, kita akan beri sanksi bagi yang tidak melakukan isolasi di tempat yang kita sediakan,” katanya.