Kopaska Evakuasi Jenazah Nelayan saat Pencarian Sriwijaya Air

Kopaska Evakuasi jenazah nelayan saat pencarian korban SJ 182
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menemukan dua orang terapung yang merupakan nelayan di perairan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Salah seorang nelayan yang ditemukan itu sudah dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu petang 13 Januari 2021.

Temuan dua orang nelayan terapung tersebut terjadi saat petugas melakukan penyisiran mencari puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang sebelumnya hancur di permukaan laut.

Panglima Komando Armada I, Laksda TNI Abdul Rasyid membenarkan pihaknya telah menemukan dan mengevakuasi dua orang nelayan yang terapung.

"Tim Kopaska Koarmada I yang sedang bergerak menuju lokasi pencarian Pesawat SJ 182 menemukan Nelayan yang mengapung di Perairan Untung Jawa," ujar Abdul saat memberikan keterangan pers di Posko JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Rabu 13 Januari 2021.

Abdul menceritakan, penemuan dua orang nelayan tersebut berawal salah satu orang ternyata masih hidup. Dia berteriak memanggil anggota TNI yang saat itu sedang berada di atas perahu karet.

"Saat Itu tim SAR yang menggunakan sea rider langsung melakukan evakuasi terhadap 2 nelayan dalam kondisi satu orang meninggal dunia dan satu orang dalam keadaan sehat,” ujar Abdul.

Abdul menjelaskan, kedua nelayan tersebut kemudian dievakuasi ke Pos TNI AL (Posal) Tanjung Pasir untuk diserahkan kepada pihak Keluarga.

Berdasarkan pemeriksaan salah satu nelayan yang masih hidup, diketahui keduanya mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk yang mengakibatkan perahunya terbalik.

"Dua korban tersebut diketahui sedang melakukan aktivitas mencari ikan dan terkena gelombang tinggi sehingga perahunya terbalik. Satu korban selamat diketahui bernama Suryanto (30) dan korban meninggal Rodia (50), keduanya asal Tanjung Pasir, Tangerang," ungkapnya.

Dalam situasi cuaca buruk, Abdul mengatakan, gelombang permukaan air laut di sekitar kepulauan seribu menjadi tinggi hingga 2,5 meter.

"Gelombang di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada hari ini memang agak tinggi, bisa 2-3 meter sehingga untuk Kapal nelayan berukuran kecil berisiko mengalami masalah," ujarnya.

Sementara itu, Abdul mengatakan, dalam proses penyisiran hari ke-5 pencarian puing pesawat Sriwijaya, pihaknya tidak menurunkan penyelam lantaran cuaca yang tidak memungkinkan.

"Memasuki hari kelima, aktivitas pencarian di lokasi jatuhnya pesawat SJ 182 oleh Tim SAR yang tergabung dalam Tim Gabungan Basarnas sementara melakukan pencarian di permukaan dan tidak menurunkan penyelam. Dikarenakan kapal riset (KN) Baruna Jaya IV melakukan pencarian dengan menggunakan media ROV (Remotely Operated Vehicle)," ujarnya.

Diketahui, pencarian di lokasi kejadian jatuhnya pesawat SJ 182 yang Lost Contact sudah memasuki hari kelima. Pada hari keempat, selain mengangkat jenazah korban dan serpihan pesawat, Tim Gabungan Penyelam TNI AL sudah menemukan Flight Data Recorder (FDR) dan sudah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diteliti lebih lanjut.