DPRD DKI Usul Kantong Berbahan Singkong Pengganti Plastik
- VIVA.co.id/ Shintaloka Pradita Sicca.
VIVA – Penggunaan kantong berbahan plastik kini sudah dilarang untuk wilayah DKI Jakarta. Seluruh toko swalayan, mal, dan yang ada di wilayah Ibu Kota, tidak boleh lagi menggunakan kantong sekali pakai itu. Denda pun menanti bagi mereka yang melanggar.
Larangan menggunakan kantong plastik sekali pakai, tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 142/2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat.
Pelarangan kantong plastik sekali pakai itu, menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik, harus ada alternatif jalan keluarnya. Menurutnya, kantong bisa diganti dengan bahan lainnya yang bukan plastik, untuk mengurangi dampak lingkungan.
"Yang penting jangan plastik kresek konvensional seperti dulu yang sulit terurai sekitar 500-1.000 tahun," kata Taufik di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.
Baca juga: Depok 'Juara' Pelanggaran Lalu Lintas, BPTJ Dukung Sanksi E-Tilang
Menurutnya, kantong plastik sebagai ganti yang dilarang, harus menggunakan kantong yang ramah lingkungan. Salah satunya terbuat dari dedaunan yang dianyam.
"Tentang kantong-kantong daun, ranting, anyaman, itu saya lihat bagus sekali," katanya.
Tetapi, kata dia, memang masih ada keterbatasan yaitu terutama dari fungsional yang tidak rapat, sehingga air bisa keluar atau menetes. Lalu, juga lebih cepat rusak sehingga untuk digunakan lagi terbatas.
Maka, Taufik juga menyarankan agar dapat menggunakan plastik bahan bakunya dari alam salah satunya yaitu singkong. Upaya itu diharapkan agar konsumsi masyarakat akan plastik dapat diatasi.
"Saya lihat dari singkong. Yang penting kantong singkong ini harus kuat anti air, tidak larut, agar bisa dipakai ulang, dan kalau bisa di zaman COVID ini, bisa dicuci juga," tuturnya.
Dia menambahkan, singkong bukan bahan pangan utama Indonesia, jadi cukup aman sebagai salah satu alternatif. Apalagi pati singkongnya diambil dari petani-petani singkong Indonesia. Menurutnya, ada dampak positif bagi para petani dan pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Sehingga ini bagus dan stimulasi ekonomi usaha kecil menengah," katanya.
Maka, ia menambahkan, sebaiknya mengakomodasi solusi-solusi inovatif juga, yang penting semuanya berubah ke arah green mulai dari perilaku, cara pakai kantong harus pakai ulang, sampai material-material inovatif yang ada. Yang penting katanya, lebih baik dan bukan dari konvensional plastik. (art)