Positif Corona Tinggi di DKI, Anies Ingatkan Warga Jangan Merasa Aman
- VIVA.co.id
VIVA – Kasus positif Corona atau COVID-19 yang terjadi di wilayah Provinsi DKI Jakarta tinggi jumlahnya dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air.
"Jadi begini. Kita ini semua sedang mengalami wabah. Artinya COVID-19 sudah menjangkiti banyak komponen masyarakat. Di Jakarta yang kami lakukan adalah meningkatkan kapasitas testing supaya kita bisa menjangkau lebih banyak," kata Anies di Jakarta Utara, Kamis, 23 Juli 2020.
Lalu, dalam ketentuan yang dimiliki WHO, disebut aman itu bila yang ditemukan di bawah 5 persen. Bila di atas 5 persen itu berisiko untuk dilakukan pelonggaran. "Jakarta dengan kemampuan testing kita hampir 4 kali lipat standar minimal WHO. Apa standar minimal WHO itu? 1.000 orang dites per satu juta penduduk setiap minggu. Jadi setiap minggu itu minimal 1.000 orang per satu juta orang dites," katanya.
Baca juga: 3 Karyawan RRI Jakarta Positif COVID-19, Kantor Lockdown 14 Hari
Dia menambahkan, "Di Jakarta ini alhamdulillah kita sudah empat kali lipat itu. Lalu hasilnya seminggu ini positivity rate Jakarta adalah 5,3 persen. Artinya kita di ambang batas nih. Masih di sekitar 5 persen.”
Jika melihat angka itu, kata dia, jangan melihat angka penambahan kasus baru positifnya saja. "Kalau misalnya nih contoh, ditemukan 100 orang baru dari 500 testing, itu artinya (positivity rate) 20 persen. Tapi kalau 100 orang baru dari 2.000 testing, itu artinya 5 persen. Nah kami di Jakarta selalu melihat angka positivity rate sehingga hasilnya obyektif dan bisa menjadi dasar pengambilan keputusan," ujarnya.
Menurut Anies, dia akan terus meningkatkan tes secara masif sehingga mereka yang ketahuan positif bisa diminta untuk isolasi, serta tidak menularkan lebih lanjut.
"Artinya yang ketahuan lebih banyak. Angka positivity rate-nya masih lima persen. Justru kita itu jangan sampai supaya terkesan aman, tidak testing, wah bahaya itu. Kalau kita justru lakukan testing terus tapi lihat persentasenya. Apakah persentasenya naik atau tidak. Dan yang dites itu orang-orang yang memang dicurigai COVID-19," ujarnya.
Anies menambahkan, sebab dari orang positif Corona ini bermacam-macam. Namun, penularannya karena interaksi. Dengan testing dan ketahuan positif maka orang itu kemudian diisolasi.
"Coba kita tidak melakukan testing yang masif, mungkin kita rasanya wah aman ya, sedikit yang positif, padahal tidak, yang positifnya tetap banyak. Di situ menurut saya harus hati-hati. Jangan sampai supaya terkesan aman, mengurangi testing padahal yang bermasalah masih banyak," katanya.
Untuk itu, Pemprov DKI terus meningkatkan testing sambil membuat mereka yang positif berada di rumah supaya tidak menularkan.
Pantau berita terkini di VIVA terkait Virus Corona