Belasan Warga Tambora Positif Covid-19 Ogah Diisolasi, Nekat Keliaran

Sumber :

VIVA – Meskipun sudah ada 12 warganya terkena Covid-19, namun warga RW 07, Tambora, Jakarta Barat, ngotot tidak mau mengisolasi mandiri. 

Hal itu terlihat dari keseharian mereka yang masih berkeliaran di sekitar lokal zona merah tersebut, bahkan banyak warganya yang tidak memperhatikan protap antisipasi Covid-19, dengan tidak menggunakan masker atau mencuci tangan.

Disisi lain, kondisi ini sangat membahayakan masyarakat sekitar, ancaman tingginya penyebaran virus Corona di wilayah tersebut semakin berpeluang besar.

Pemerintah Kecamatan Tambora bukan tanpa upaya. Berbagai lobi masih dilakukan untuk membuat warga mau mengisolasi diri, namun sebagian besar warga RW 07 tersebut masih sangat acuh dari imbauan pemerintah.

"Mereka hanya mau di RSUD Tarakan, alasannya karena lebih dekat dengan rumah mereka," ujar Sekcam Tambora, Andre Ravnic, Sabtu, 16 Mei 2020.

Sebelumnya, puluhan warga RW 07 Tambora melakukan hasil swab selama dua kali berturut turut, yakni Minggu (10/5) dan Rabu (13/5). Dalam hasil tes swab itu, tercatat sembilan orang positif covid 19. Sementara sisanya masih menunggu hasil.

Andre sendiri mengakui sejak jumat lalu pihaknya telah mendekatkan diri kepada warga. Upaya mengajak untuk mengisolasi mandiri dilakukan demi memutus penyebaran covid-19, namun warga membandel, dan hasilnya nihil.

Kala itu, Andre mengatakan pihaknya memberi dua alternatif, yakni melakukan isolasi mandiri atau isolasi di Wisma Atlet. 

Namun dua alternatif itu ditolak oleh warga, mereka meminta memilih bertahan dan diam di rumah, sementara upaya baik itu tetap tak diikuti warga, mereka tetap membandel dan berkeliaran di sekitaran.

Imbasnya seorang warga yang positif malah menjadi imam taraweh dan menyebarkan virus itu di rumah ibadah Masjid.

Pertimbangan itulah yang kemudian membuat Satgas Gugus Depan Covid 19 kerepotan. Mereka mengupayakan agar warga yang positif Covid-19 mengisolasi diri di rumah sakit. Sayangnya, upaya itu tetap ditolak warga.

"Satu sisi alasan mereka harus menjaga orang tua yang sakit dan anaknya yang kecil. Ini yang menjadi masalah," kata Andre.

Kini, untuk menjaga kawasan itu tetap steril dan memutus penyebaran. Akses masuk menuju kawasan itu dibatasi, pintu keluar masuk hanya satu dan tertutup, penjagaan ketat dilakukan oleh Polisi dan TNI dari Polsek dan Koramil Tambora.

Selain itu, warga yang masuk harus menggunakan disinfektan dan wajib menggunakan masker.

Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi lingkungan, media menyambangi kawasan itu banyak warga setempat yang tak menggunakan masker, bahkan mencoba untuk menghalau awak media untuk melakukan peliputan di wilayah tersebut.

Salah seorang wartawan TV yang mencoba ke lokasi sempat mendapatkan intimidasi dari warga sekitar. Mereka bahkan mengancam wartawan masuk dengan melempar bangku dan papan tulis ke arah wartawan tersebut.

"Karena menghindari kisruh, saya lebih baik menyingkir," terang Arul, salah satu wartawan televisi.