Cegah Corona, Sejumlah Sekolah di Depok Imbau Siswa Tak Bersalaman

Khawatir corona, sekolah di Depok memilih meliburkan siswa.
Sumber :
  • VIVAnews/Zahrul Darmawan

VIVA – Sejumlah sekolah di Depok, Jawa Barat mengimbau kepada siswa-siswinya untuk meminimalkan kontak fisik, seperti tidak bersalaman atau bersentuhan secara langsung. Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko penularan virus corona Covid-19.

Beberapa sekolah yang telah menerapkan kebijakan itu di antaranya, Tunas Global, SDIT Tahfidz Cahaya Quran dan SMP Negeri 2. Sebagai solusinya, para siswa diajarkan salam namaste, atau salam jarak jauh tanpa harus bersentuhan.

Wakil Kepala Kepala SDIT Tahfidz Cahaya Quran, Yuriza Aprilia, pihaknya akan mengajarkan adab-adab tentang bersin dan batuk agar tidak menular ke oarng lain. “Setelah itu menjelaskan pada anak-anak agar tidak bepergian jauh dahulu. Kita juga sarankan mengurangi kontak fisik langsung, kami sarankan salaman dari jarak jauh dulu,” ujarnya, Rabu, 4 Maret 2020.

Sekolah ini juga memilih kebijakan untuk menonaktifkan kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu. Rencananya, sekolah diliburkan hingga 6 Maret 2020. Nantinya, setelah para murid masuk, pihak sekolah akan segera melakukan sosialisasi terkait pencegahan dan sosialisasi bahaya korona.

“Strateginya nanti memberikan edukasi tentang korona, kami khawatir anak-anak tidak sebaik orangtua dalam mencerna persoalan. Jadi Kamis besok kami akan adakan edukasi melalui video dan praktik cuci tangan yang baik dan benar,” ujarnya.

Jika nantinya ada anak yang ditemukan demam, lanjut Yuriza, pihaknya bakal mengizinkan yang bersangkutan untuk istirahat di rumah sampai sembuh.

Sementara di Sekolah Tunas Global, pihak sekolah juga menyarankan untuk mengurangi kontak fisik. “Misalnya saat siswa datang, kita menyuruh untuk bisa salaman, bisa memeluk atau bisa memberikan tos pada guru atau teman, untuk kali ini kita ganti semuanya dengan hanya memberikan namaste, salam dari jauh,” kata Wakil Kepala Sekolah Tunas Global, Elisabeth Megawati, Selasa, 3 Maret 2020.

Selain itu, di sekolah tersebut para siswa, pegawai dan pengunjung juga diwajibkan menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Pemeriksaan suhu tubuh diberlakukan sejak sepekan lalu.

Jika suhu tubuh di atas 36 derajat celcius, siswa maupun pegawai akan dirumahkan.  Dia menambahkan, pihak sekolah tidak mewajibkan pakai masker. “Kalau masker enggak wajib, tapi memang rata-rata pakai karena orang tuanya yang khawatir.”

Imbauan untuk mengurangi sentuhan langsung juga berlaku di SMPN 2 Depok.  “Kita sambut pagi kita dengan salam. Karena salah satu media kontak tangan, kita enggak tahu siswa dari mana, makanya kontak tagan diminimalkan,” kata Wakil Kepala Sekolah SMPN 2 Depok, Arif Setiawan

Pihaknya juga memberikan informasi dan edukasi tentang covid-19. “Jadi kita memberikan satu edukasi tambahan informasi apa itu virus corona, bagaimana proses penularannya, bagaimana antisipasinya kita lakukan langsung," ujarnya.

Arif mengatakan, hal yang perlu diperhatikan saat ini adalah merespons isu kekinian seperti penggunaan masker. “Karena masker tidak diwajibkan bagi orang sehat. Gunakan masker bagi yang dibutuhkan. Saya mengatakan tidak semua siswa wajib menggunakan masker,” ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau para orangtua murid untuk meningkatkan asupan gizi, guna menambah imunitas tubuh. “Kita warning anak-anak lewat orangtua. Pertama tingkatkan imunitas tubuh,” katanya.