MRT Janji Pembangunan Tahap II Tak Ganggu Pengendara dan Pejalan Kaki
- vivanews/Andry
VIVA – PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berjanji, proyek MRT fase II a tahap I (Bundaran HI-Harmoni) yang dilakukan BUMD DKI itu tidak akan banyak mengganggu arus lalu lintas. Hal ini ditegaskan sekalipun ada beberapa galian stasiun bawah tanah dalam proses pembangunannya.
Menurut Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Silvia Halim, MRT Jakarta akan membuat perencanaan detail, sehingga sekalipun ada banyak galian, rekayasa lalu lintas dilakukan seminim mungkin terhadap proyek yang akan berlangsung selama 58 bulan itu.
"Kita mau berbeda. Kita ingin ini (fase II a) dilakukan lebih baik lagi kondisinya, kualitasnya. Supaya untuk para pengendara kendaraan maupun pejalan kaki, dampak dari proyek MRT ini bisa diminimalisir," kata Silvia dalam penandatanganan kontrak fase II a MRT Jakarta di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.
Silvia menyampaikan, pemerintah pusat, juga memberi syarat supaya DKI tidak melakukan rekayasa lalu lintas di area sekitar Monas. Fase II a tahap I termasuk paket pengerjaan CP-201 yang dilakukan Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV).
"Salah satu persyaratan dari pemerintah pusat bahwa untuk pembangunan Stasiun Monas itu tidak ada rekayasa lalu lintas terhadap Jalan Medan Merdeka Barat," ujar Silvia.
Sementara itu, Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, mengemukakan, MRT Jakarta menghindari kemacetan parah yang terjadi saat fase I (Lebak Bulus-Bundaran HI) dikerjakan. Fase II a tahap I akan membentang sepanjang 2,8 kilometer yang termasuk juga dua stasiun bawah tanah, yaitu Stasiun Thamrin, juga Stasiun Monas.
"Kalau di fase I kemarin itu kalau Anda lihat pengerjaan, di sepanjang Jalan Sudirman itu (konstruksi) ke sana, ke sini, menimbulkan ketidaknyamanan. Banyak sekali harga yang kita bayar dengan kondisi seperti itu," tutur William.