Naik Pakai Bangku, Siswi SMP 147 Ciracas Terjun Bebas dari Lantai 4
- Pexels
VIVA – Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo mengatakan, pihaknya masih memperdalam motif siswi SMPN Negeri 147, Ciracas, Jakarta Timur nekat bunuh diri.
Beredar kabar kalau korban berinisial SN (14) melakukan hal itu karena mendapat perundungan alias bullying. Guna memastikan, polisi akan memeriksa orang-orang terdekat korban. Baik itu dari pihak keluarga hingga temannya. Hal ini diyakini bisa membantu menguak alasan korban nekat terjun bebas.
"Motifnya kami masih melakukan pendalaman lagi, kita masih melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang punya kaitan punya hubungan baik pertemanan dan hubungan keluarga dengan korban. Semua informasi yang ada itu akan menjadi bahan untuk penyelidikan kami, namun saat ini kami belum memastikan penyebabnya atau motif korban melakukan bunuh diri itu apa," ujar dia saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu 18 Januari 2020.
Pihaknya sejauh ini telah memeriksa pihak sekolah mulai dari guru, murid yang mengenal korban, juga penjaga sekolah. Olah Tempat Kejadian Perkara juga telah dilakukan.
Dari sana diketahui kalau korban nekat loncat dari lantai 4, bukan lantai 3 seperti apa yang diberitakan sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan awal, korban memang ada niatan nekat terjun dari lantai 4 sekolahnya.
"Kita lakukan olah TKP di SMPN 147 Ciracas, di situ kita melihat memang ada bangku yang digunakan korban untuk naik ke atas tembok. Ada saksi juga yang melihat posisi kaki korban itu ada di luar tembok. Nah ini dari hasil penyelidikan kita, bisa kita pastikan bahwa korban ini sudah ada niat untuk melakukan bunuh diri seperti itu," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, SN meninggal dunia buntut aksi nekatnya terjun bebas dari lantai 4 sekolahnya pada Selasa, 14 Januari 2020, lalu. Meski sempat dirawat di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, namun pada Kamis, 16 Januari 2020, kemarin nyawanya tak tertolong. Korban (SN) mengalami pendarahan dalam, kemudian tulang di bagian dada dan panggulnya patah akibat aksi nekatnya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Ciracas, Iptu Mangiring Silaen, mengatakan pihaknya baru tahu kejadian ini kemarin petang, Kamis, 17 Januari 2020, saat jenazah korban dibawa meninggalkan menuju ke rumah duka di kawasan Depok, Jawa Barat. Dia mempertanyakan sikap sekolah yang baru melapor polisi setelah SN tewas.
"Kita semalam sudah ke sekolah, tetap kita tindak lanjuti walaupun belum ada laporan. Tapi kenapa sampai enggak ada laporan ini yang bikin sulit," kata dia saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 17 Januari 2020.