13 Menit Bersama LRT Jakarta

LRT di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/ Fajar Ginanjar Mukti

VIVA – Moda transportasi yang satu ini terbilang baru di Jakarta. Berupa kereta ringan, Lintas Raya Terpadu atau Light Rail Transit (LRT), beroperasi secara komersial di Ibu Kota sejak Minggu, 1 Desember 2019.

LRT Jakarta menghubungkan Rawamangun, Jakarta Timur ke Kelapa Gading, Jakarta Utara. Rute itu memiliki jarak 5,8 kilometer. Dari pusat Jakarta, LRT Jakarta bisa diakses antara lain melalui koridor 4 TransJakarta (Dukuh Atas-Pulogadung). 

VIVAnews mencoba rute itu pada Kamis, 5 Desember 2019. Dengan menggunakan bus TransJakarta, VIVAnews tiba di Halte Pemuda Rawamangun. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan melintasi sky bridge dari halte tersebut ke Stasiun LRT Velodrome.

Di sky bridge, penumpang melakukan 'tap' atau menempel kartu uang elektronik untuk melanjutkan perjalanan dengan LRT. Namun, jika ingin menggunakan kartu sekali jalan atau single journey trip (SJT), penumpang harus masuk melalui eskalator stasiun di samping Velodrome, Rawamangun.

Selanjutnya, VIVAnews membeli SJT melalui loket manual di stasiun. Petugas akan menanyakan kepada penumpang tujuan stasiunnya, juga apakah ingin membeli kartu sekali jalan atau kartu pulang pergi.

Dengan Rp25.000, VIVAnews bisa membeli tiket SJT pulang pergi tujuan stasiun terakhir, Pegangsaan Dua. Tiket LRT Jakarta dibanderol hanya Rp5.000 per perjalanan, namun pembeliannya disertai deposit sebesar Rp15.000.

Usai itu, rangkaian kereta tampak sudah tersedia di peron. Rangkaian LRT hanya terdiri atas dua gerbong. Sekilas, setiap gerbong agak mirip dengan gerbong Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, sekalipun rangkaiannya lebih pendek.

Bangku LRT menggunakan stainless steel. Setiap rangkaian memiliki kapasitas 170 penumpang. Pada Kamis siang itu, hanya ada sekitar 30-40 orang yang melakukan perjalanan dari Stasiun Velodrome.

Rangkaian LRT Jakarta bergerak dengan kecepatan rata-rata 50 kilometer per jam. Tarikan terasa kuat, namun tidak akan menjadi kencang seperti KRL CommuterLine atau MRT Jakarta.

Ada sedikit guncangan yang terasa. Interior LRT Jakarta cukup nyaman dengan pendingin yang tidak terlalu kencang. Terdengar suara mesin yang agak tinggi meski tidak mengganggu.

Sepanjang perjalanan, penumpang disuguhi pemandangan dari jalur melayang berupa Velodrome, Equestrian, permukiman warga, hingga kawasan bisnis dan komersial Kelapa Gading. Keseluruhan rute ditempuh dalam waktu 13 menit. Namun, jika ingin tiba di area Mal Kelapa Gading, lama perjalanan lebih singkat yaitu 8 menit.

Setiap rangkaian LRT Jakarta berhenti, lalu membuka pintunya selama 30 detik, di masing-masing stasiun. Sementara itu, headway atau jarak waktu keberangkatan antarkereta adalah 15 menit pada jam normal, sedangkan 5 menit pada jam sibuk.

Terdapat enam stasiun yang dilalui LRT Jakarta, yaitu Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Pulogadung. Setiap stasiun memiliki rancangan modern, dengan area tunggu penumpang yang tidak terlalu besar namun nyaman dan bersih.

Sejumlah fasilitas ada di stasiun, seperti toilet, toilet difabel, musala, tempat parkir sepeda, lift, eskalator, papan elektronik informasi keberangkatan dan kedatangan, serta ruangan pembelian tiket dan anjungan otomatis pembelian tiket.

Tidak terlihat ada satu pun area komersial di seluruh stasiun LRT. Di sana hanya tampak booth-booth pembelian serta pengisian kartu uang elektronik dari lima bank, yaitu Bank DKI, Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA.

Meski setiap stasiun tertata rapi, tidak banyak informasi yang bisa membantu penumpang, terutama tempat-tempat di sekitar area stasiun. Informasi itu hanya bisa didapat sekilas dari petugas keamanan on-board yang akan menyebutkan tiga atau empat tempat di sekitar stasiun.

LRT Jakarta beroperasi mulai pukul 05.30 WIB hingga 23.00 WIB. LRT Jakarta telah terintegrasi dengan beragam moda transportasi lanjutan mulai dari TransJakarta, MiniTrans, MikroTrans, Jak Lingko, hingga Mikrolet di enam stasiunnya.

Kehadiran LRT direspons positif masyarakat. Satu di antaranya, Nova (27). Dia terbantu dengan adanya LRT Jakarta. Nova yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat, kini bisa dengan nyaman melanjutkan perjalanan ke kantornya di Kelapa Gading, usai transit di halte Pemuda Rawamangun.

"Setiap hari saya bolak-balik pakai LRT. Selama uji coba gratis, setelah bayar tiket Rp5.000 juga. Dari Stasiun Boulevard Utara, tinggal jalan kaki ke kantor saya," katanya.

Segendang sepenarian. Imam (17) juga merasa terbantu karena ia kini bisa berekreasi dengan nyaman bersama pasangannya ke area mal di Kelapa Gading. Imam kini tidak perlu menggunakan angkutan ojek atau mobil online untuk tiba di area Mal Kelapa Gading.

"Naik LRT ini enak. Cepat ke Kelapa Gading, tidak perlu menunggu lama juga tadi dari Stasiun Velodrome," ujar Imam.

Asian Games 2018

***

Proyek LRT Jakarta ini dimulai pada 2016. Adalah Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang melakukan pemasangan tiang pancang (groundbreaking) proyek koridor Kelapa Gading-Velodrome.

Sejatinya, LRT akan digunakan sebagai moda transportasi saat Asian Games dihelat di Jakarta, 18 Agustus-2 September 2018. Namun batal beroperasi ketika itu. Hal tersebut lantaran hasil simulasi yang belum dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.

Kepala Dinas Perhubungan saat itu Andryansyah mengaku bahwa Dinas Perhubungan belum menerima surat rekomendasi atau izin operasi dari pihak PT Jakarta Propertindo. Pihaknya tidak memiliki wewenang untuk mengeluarkan izin operasi LRT, sebelum surat rekomendasi dari Kementerian Perhubungan keluar.

"Saya tidak berani untuk mengeluarkan surat izin. Tapi perlu digarisbawahi kalau ini izin sementara sampai 2 September. Intinya kalau surat izin kelayakan sudah keluar dari Kementerian Perhubungan saya tinggal teken aja suratnya," ujar Andryansyah di Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 13 Agustus 2018.

Ketika itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Muhammad Taufik menilai proyek LRT Jakarta gagal. "LRT proyek gagal. Pertama, gagal waktu. Kedua gagal fungsi. Ketiga, gagal efisiensi anggaran," ujar Taufik di kantornya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 12 Juni 2019. 

Ia menjelaskan, yang dimaksud gagal waktu adalah LRT belum rampung ketika Asian Games digelar. Kemudian, gagal fungsi lantaran LRT yang rencananya untuk membawa atlet Asian Games, kenyataannya tidak ada.

Kegagalan ketiga, yaitu masalah efisiensi anggaran. Anggaran proyek itu menelan biaya Rp5,8 triliun. "Jadi, Rp1,1 triliun per kilometer," ujar Taufik. 

Fase II

Meski tak jadi digunakan untuk Asian Games, proyek LRT Jakarta terus bergulir. Sebelum beroperasi komersial, LRT Jakarta diuji publik sejak 11 Juni 2019. Sebanyak satu juta lebih pelanggan telah menikmati penggunaan LRT Jakarta selama uji publik.

"Tepatnya sebanyak 1.044.457 pelanggan sampai 17 November 2019 lalu," ujar Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko, di Stasiun LRT Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 21 November 2019.

Kini, LRT Jakarta fase I tersebut telah beroperasi. Setelah LRT rute Velodrome-Kelapa Gading, rencananya akan dibangun LRT fase II. Rute LRT fase II akan menghubungkan kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara dan Manggarai, Jakarta Selatan. 

Menurut Wijanarko, fase yang dinamai IIA dan IIB, akan dimulai pembangunannya pada 2020, serta ditargetkan rampung pada 2022. "Insya Allah pada 2020 akan dimulai jalur pembangunan (LRT) ke arah JIS, kemudian dilanjutkan ke Manggarai," ujar Wijanarko usai peresmian operasi komersial LRT Jakarta fase I di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta Timur, Minggu, 1 Desember 2019.

Kelapa Gading dihubungkan dengan JIS ditujukan untuk menyediakan moda transportasi ke stadion baru yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta DKI. Sementara itu, LRT dihubungkan ke Manggarai agar KRL CommuterLine terintegrasi juga dengan moda berbasis rel yang dioperasikan Pemprov DKI.

"Manggarai merupakan hub pelanggan, baik dari KCI (Kereta Commuter Indonesia) dan sebagainya," ujar Wijanarko.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan menjadi pihak yang membangun lagi LRT di fase II. Jakpro saat ini masih melakukan studi kelayakan atas pengembangan lanjutan LRT Jakarta. "Dari pihak Jakpro insya Allah mulai 2020 akan mulai pembangunan," tutur Wijanarko. (art)