Terlalu, Dua Anak SD Ini Dibayar untuk Demo DPR Pakai Baju SMA

Demo Pelajar Tolak RKUHP dan UU KPK Rusuh di Palmerah
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Dua bocah Sekolah Dasar yang ikut demo berujung ricuh di kawasan Gedung DPR/MPR RI pada Senin 30 September 2019 lalu disebut polisi baru duduk di bangku kelas enam SD.

Hal ini diketahui dari keterangan mereka pada polisi. Keduanya berasal dari kawasan Cikampek. Kedua bocah SD ini memakai baju Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas supaya tidak ketahuan. Namun, polisi belum mau merinci identitas keduanya.

"Iya (dipakaikan baju SMA)," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Herdi Susianto saat dikonfirmasi, Rabu 2 Okotober 2019.

Polisi pada akhirnya mengetahui kalau ada dua bocah SD lantaran tinggi tubuh mereka yang masih seperti anak-anak. Lantas polisi menanyakan dan mendapati kalau keduanya adalah anak di bawah umur. 

Mereka, kata Budhi diiming-imingi uang sebesar Rp40 ribu jika mau ikut aksi. Tapi, sampai kelar tidak ada yang memberi uang ke mereka.

Mereka lantas memutuskan meninggalkan lokasi aksi berujung ricuh dan akhirnya memilih kawasan depan Kejaksaan Negeri Utara tempat istirahat. Namun, pihak Kejari Utara yang melihat akhirnya melapor ke polisi. Kemudian mereka diamankan. Hingga kini proses pemeriksaan masih dilakukan.

Dengan bantuan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia mereka dimintai keterangan oleh polisi. Hal ini dilakukan karena banyak yang masih belum dewasa. Maka dari itu, pihaknya masih bersabar sampai pemeriksaan rampung guna memastikan nasib mereka.

"Duit untuk pulang, untuk makan saja enggak ada. Makanya mereka lemas, tapi pas di Polres dikasih makan lahap sekali," ujarnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan dari ratusan orang yang diamankan terkait demo berujung ricuh di depan Gedung DPR/MPR, tidak semua terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Ada juga pelajar gadungan yang sengaja ikut aksi karena dibayar.

Salah satunya adalah RH (22) yang mengaku sebagai sekuriti sehari-harinya. Kemudian ada juga seseorang yang mengaku sebagai nelayan yang dibayar pula. Bahkan si nelayan yang tidak disebut namanya oleh Budhi ini ternyata adalah buron Polsek Cilincing atas kasus dugaan penganiayaan.

Karena dia ada kasus di sana, maka yang bersangkutan diserahkan guna menjalani proses hukum kasusnya. Mirisnya pada penangkapan pagi ini polisi turut mengamankan anak SD berjumlah dua orang yang juga diyakini habis ikut demo berujung ricuh karena ditemukan bersama-sama yang lain.