Rugi Hingga 50 persen, Pedagang Glodok Tolak Perluasan Ganjil-Genap

Kendaraan melintasi papan informasi penerapan sistem ganjil genap di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Warga dan pedagang di sekitar sentra bisnis Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, dan Gunung Sahari Jakarta, mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengkaji kembali kebijakan perluasan ganjil-genap di kawasan tersebut. Kebijakan tersebut, nyatanya banyak merugikan warga.

Ketua Koperasi Pasar (Koppas) HWI Lindeteves, Chandra Suwono mengungkapkan, perluasan sistem ganjil-genap di Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk, Gunung Sahari, bukan solusi mengatasi kemacetan. 

Chandra menerangkan, kepadatan kendaraan di sejumlah ruas jalan tersebut, biasanya terjadi hanya pada saat jam kantor dan itupun diakibatkan oleh traffic light yang jaraknya berdekatan.

"Kalau terkait Gajah Mada dan Hayam Wuruk enggak macet, dia hanya ada ramai ketika jam kantor, karena itu masalahnya sama traffic light. Tetapi, itu kendaraan tetap padat merayap, enggak stuck, enggak diam. Karena itu, jalan tersebut enggak perlu ada ganjil genap," kata Chandra, dalam keterangan tertulisnya Sabtu 31 Agustus 2019

Sementara itu, Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma mengatakan, jika memang pemprov DKI melakukan ganjil genap untuk menekan polusi, masih ada cara lain yang dapat dilakukan, yakni membuat penghijauan.

Bahkan, ia bersama warga di kawasan Glodok menggagas Gerakan Warga Gila Tanaman (Wagiman) yang bertujuan untuk membangkitkan kesadaran warga ibu kota tentang pentingnya menanam pohon dan menghijaukan lingkungan sekitar.

"Saya lihat, kalau Jakarta semuanya buat gerakan Wagiman itu selesai (masalah polusi), hijau, asri, enggak perlu lagi itu perluasan ganjil-genap. Karena, saya tahu persis ganjil-genap ini diperluas, karena polusi Jakarta sudah semakin dasyat," ujarnya.

Lieus menyebut, sebagian besar warga di kawasan Glodok sudah mulai menanam pohon. Mereka sudah mengetahui polusi udara di Jakarta memprihatinkan.

"Jadi, saya lihat pedagang, warga di sini, toko-toko itu sudah mulai taruh pot, pasang pohon, asri itu. Ini kalau kita semua serempak dahsyat itu. Jadi, kalau enggak ada lahan buat tanah pohon bisa di pot. Kalau lahan kosong dihijaukan," ujarnya.

Sementara itu, Eka, pedagang Pasar Glodok mengatakan, dia mewakili ratusan pedagang di Pasar Hayam Wuruk Indah (HWI) Lindeteves, Glodok, Jakarta Barat, mengaku omsetnya menurun hingga 50 persen. Maka, ia berharap, pemerintah mengkaji ulang aturan ganjil genap di wilayah Hayam Wuruk

"Terus terang, kami merasa amat sangat dirugikan, karena keadaan sekarang sudah sepi ditambah lagi ada ganjil-genap maka makin bertambah sepi. Pemasukan kami menurun, bahkan omset kami menurunnya sampai 50 persen, dikaji lagi lah aturan tersebut, kalau bisa dibatalkan saja," ujarnya.