Hijrah, 24 Anak Punk dan Jalanan Hapus Tato

Anak punk dan anak jalanan tengah menghapus tato.
Sumber :
  • VIVAnews/ Adinda Purnama Rachmani

VIVA – Islam Medical Service (IMS) menggelar acara hapus tato untuk anak punk dan anak jalanan yang ingin bertaubat di bawah jembatan layang Stasiun Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 24 Agustus 2019.

Menurut Direktur IMS Imron Faizin, hapus tato para anak punk dan anak jalanan ini dilakukan sebagai tanda awalnya mereka berhijrah

"Ini salah satu program kita untuk hapus tato, untuk hari ini kami khususkan untuk anak punk dan anak jalanan yang sudah hijrah. Tidak menerima yang umum, kalau umum ada tempatnya sendiri," ujar Imron di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu, 24 Agustus 2019.

Imron mengatakan, kegiatan ini bekerja sama dengan Tasawuf Underground. Kegiatan hapus tato sudah berlangsung tiga kali di beberapa daerah di Jakarta dan Tangerang. 

Kegiatan pertama di Tangerang Selatan, sekitar April. "Kedua pada bulan Ramadan lalu di sini juga, ketiga yang ini. Anak-anak punk binaan dari Tasawuf Underground. Jadi yang dihapus tatonya hari ini adalah anak punk binaan di sana," ujarnya.

Untuk ikut hapus tato tidak dipungut biaya. Kali ini, terdapat 24 anak punk dan jalanan yang mengikuti program ini. Dia berharap, dengan adanya program ini para anak punk dan jalanan dapat menjalankan kehidupan dengan layak dan mantap berhijrah.

Diketahui, komunitas Tasawuf Underground berdiri dari inisiasi dari seorang dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, Halim Ambiya. Mulanya, Tasawuf Underground didirikan di media sosial, 7 tahun lalu. Diawali dari mengunggah kalimat hikmah, nasihat , hadits, tafsir dan lainnya.

“Orang jadi belajar tentang keislaman di dunia maya. Tetapi agama juga menjadi maya, tidak nyata, padahal kan agama harus hadir di mana pun. Akhirnya, sejak tiga tahun lalu saya bikin pengajian," kata Halim saat ditemui VIVAnews, 8 Agustus 2019.

Awalnya, pengajian belum menyebar dan menemui target yang diinginkan. Sebab, sebagian besar yang hadir di majelis tersebut adalah orang-orang yang sudah taubat, bukan mereka yang masih jauh dari ajaran Islam. Kemudian Halim  berusaha menjemput bola. Dia pun mendekati anak-anak punk. 

Secara perlahan, Halim mengajak mereka untuk ikut pengajian. Hingga saat ini, ada 95 orang anak punk di Jabodetabek yang konsisten mengikuti kajiannya.