442 ODP di Bogor Kontak Langsung dengan 7 Positif Corona

Ilustrasi batuk/TBC/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Pascatahap pertama rapid test terhadap 320 orang dengan risiko dan 70 ODP di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong maka tahap ke dua hari ini berlangsung di Puskesmas Keradenan, Cibinong. Selain tenaga medis, tes juga dilakukan terhadap 442 ODP lingkar yang kontak langsung dengan 7 orang positif Corona COVID-19.

"Kemarin 70 PDP dan 320 tenaga medis. Hari ini sebanyak mungkin ODP datanya sudah ada dan 165 tenaga kesehatan, 442 ODP di masyarakat dan lingkar positif COVID. Datanya belum masuk hasilnya," kata Bupati Bogor Ade Yasin saat meninjau langsung rapid test di Puskesmas Karadenan, Bogor, Jabar, Kamis 26 Maret 2020.

Ade mengatakan, hasil sementara dari rapid test yang dterima kemarin menunjukkan satu orang dinyatakan positif Corona. Meski Positif, hasil pasien tersebut harus ditindak lanjuti dengan SWAB sebab rapid test ini hanya pemeriksaan awal. 

"Jadi butuh meyakinkanya kita periksa lagi swab orang yang positif itu. Yang positif itu masyarakat dari PDP ke terkonfirmasi positif," kata Ade lagi.

Politikus PPP itu menjelaskan, rapid test yang kedua melanjutkan kategori ODR (Orang Dalam Resiko) seperti tenaga medis dokter dan perawat yang pernah memeriksa ODP (Orang Dengan Pantauan), PDP Pasien dengan Pengawasan (PDP), dan lingkaran yang kontak dengan COVID-19.

Kategori ODP sendiri telah diindikasikan memiliki gejala dan riwayat termasuk pulang dari luar negeri. Selain itu ODP yang kontak serta berhubungan dengan orang atau daerah yang lebih endemik Corona serta orang yang di lingkar positif. Di Puskemas Keradenan sendiri, sudah satu orang yang masuk dinyatakan positif Corona dan sudah mendapati riwayat kontak untuk di rapid test

"Ada 50 orang sekeliling keluarga dan tetangga yang dimasukkan ke daftar lingkaran positif," katanya. 

Ade menambahkan, tidak menargetkan cepat jumlah orang dalam rapid test yang dilaksanakan beberapa tahap ini.  Sebab mengumpulkan orang di beberapa tempat serentak dikhawatirkan kekurangan dokter dan tenaga medis. 

"Kalau sistemnya satu orang datang periksa dan dikawal lebih rapih dan lebih kondusif untuk menekan penyebaran virus," kata Ade soal wabah Corona.