Mengaku Sebagai Imam Mahdi, Winardi Dapat Wangsit Setelah Sakit Perut
VIVA – Mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi, Winardi, warga Kampung Perigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, mengklaim telah memiliki sekitar 70 orang pengikut. Mereka sebagian besar berasal dari luar daerah seperti, Jawa Tengah hingga Palembang.
Ditemui usai menjalani pemeriksaan di kantor Kecamatan Sawangan, Winardi mengakui keyakinannya sebagai Imam Mahdi terjadi setelah melalui rangkaian proses spiritual, yakni ketika sakit perut.
"Saya bukan terinspirasi, saya kan kerja pada malam hari karena Allah menghendaki bukan maunya saya, jadi itu yang saya alami. Nama itu juga Allah yang memberi, bukan saya," katanya pada wartawan, Rabu malam 29 Mei 2019
Pria asal Cepu, Jawa Tengah, ini juga mengatakan semua proses spiritual yang diyakininya itu terjadi secara nyata bukan lewat mimpi. Pada saat itu, Winardi mengaku berjalan dari kampung halamannya hingga ke Tanah Suci, Mekah.
"Saat itu saya diperjalankan, tapi badan saya di rumah tapi ruh spiritual saya pulang ke kampung saya ketemu kakek, bapak ibu saya. Terus saya diperjalankan ke Tanah Suci Mekah sana, saya mengarahkan para leluluhur saya untuk tawaf namun saya di situ hanya sebagai pemandu," tuturnya
Tak hanya itu, Winardi juga sempat membimbing para leluhurnya untuk melakukan thawaf sebagai mana proses ibadah haji. "Begitu thawaf saya mengarahkan melempar jumrah dengan tujuh kerikil, terus ke makam Baginda Nabi," ujarnya.
Setelah melalui serangkaian proses spiritual tadi, Winardi akhirnya merasa yakin jika dirinya adalah Imam Mahdi, dan telah memiliki sejumlah pengikut setia.
Hal ini ditunjukkan ketika Winardi dibawa ke Kecamatan Sawangan, Depok, Rabu malam, untuk dimintai keterangan MUI Kota Depok, sejumlah pengikutnya hadir mendampingi.
Hasil dari pertemuan semalam, Winardi akhirnya bertobat dan berjanji akan menutup segala aktivitasnya di rumah yang ia sebut sebagai padepokan Tri Sula Weda.
"Orang yang tak lagi sesuai dengan ajaran hadis maka ini salah, keliru, dan tidak benar. Maka ini ajaran yang menyimpang. Kami meminta agar dia (Winardi) bertobat dan gelar Imam Mahdi agar ditinggalkan, dan muridnya agar meninggalkan karena tak sesuai dengan ajaran," kata Ketua MUI Kota Depok, KH Dimyati Badruzzaman.
Jika Winardi dan pengikutnya tetap bersikeras, Dimyati khawatir hal ini akan menimbulkan konflik dan perpecahan di tengah masyarakat. "Alhamdulillah beliau tadi sudah mengaku tobat dan mengucap dua kalimat syahadat. Saya pertegas bahwa beliau sudah mengucap dengan tegas bahwa beliau bukan Imam Mahdi," tegas Ketua MUI Depok.
Di samping itu, MUI Depok juga melarang adanya aktivitas tertentu di padepokan yang dibuat Winardi, baik mingguan atau bulanan. "Apabila terjadi lagi, maka forum juga akan melakukan sikap selanjutnya pada beliau," ungkapnya.