Kisah Haru Anak Tukang Sapu Masuk Fakultas Kedokteran UI

Syahrul Ramadhan asal Rokan Hilir lolos seleksi SNMPTN Fakultas Kedokteran UI.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Bagi kalangan tidak mampu, cita-cita menjadi dokter kerap dianggap hanya sebatas angan-angan. Sebab, untuk menggapai impian itu diperlukan biaya kuliah yang tak sedikit.

Namun cita-cita itu bukan hal mustahil untuk diraih bila Tuhan sudah berkehendak. Seperti yang terjadi pada Syahrul Ramadhan, pemuda asal Bangko, Rokan Hilir, Kabupaten Merangin, Provinsi Riau.

Meski sang ayah hanya bekerja sebagai tukang las dan ibu sebagai penyapu jalanan, tak menghalangi impian besar Syahrul untuk menggapai cita-citanya yang selama ini terpendam. Ia dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Indonesia (UI) fakultas kedokteran.

Untuk bisa lolos seleksi, ia harus berjuang keras. Hasilnya pun tak mengecewakan, ia mendapat nilai fantastis, dengan angka rata-rata di atas 90.

Berkat kegigihannya itu, pemuda yang akrab disapa Arul ini pun mendapat bantuan berupa program Bidik Misi, untuk membiayai operasionalnya selama menempuh pendidikan di universitas bergengsi itu. Hal ini sekaligus menjawab keraguan Arul dan keluarga, yang empat khawatir dengan biaya kuliah nanti.  

Niat bungsu dari tiga bersaudara ini mau menjadi dokter sangat tulus. Dia ingin sekali mengangkat derajat keluarga dan bisa membantu mereka yang membutuhkan.

“Saya berjuang mempertahankan nilai agar tidak turun. Meskipun sempat jatuh, saya bangkit lagi agar bisa melanjutkan cita-cita saya menjadi seorang dokter yang berkualitas dan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan pengobatan,” katanya dengan mata berkaca-kaca, saat ditemui di UI Depok, Jawa Barat, Rabu, 24 April 2019.

Apa yang diraih Arul membuat orang di sekitarnya bangga. Orangtuanya Azman dan Neni Marlina tak kuasa menahan tangis bahagia. Momen keharuan keluarga itu sempat viral di media sosial. “Orangtua kemarin menangis bahagia mendengar saya lolos UI. Mereka bangga saya bisa mengharumkan nama keluarga, sekolah dan daerah,” katanya.         

Semasa sekolah, Arul mengaku selalu meraih juara umum dengan rata-rata nilai di atas 90. Lantaran itu, ia pun memberanikan diri untuk mengambil jurusan kedokteran di UI.

“Harapan saya ingin sekali mengangkat derajat orangtua serta mengabdi kepada daerah asal saya, Rokan Hilir. Saya melihat daerah saya membutuhkan dokter spesialis jantung dan kandungan. Semoga saya bisa menempuh pendidikan dokter hingga spesialis dan dapat memberikan manfaat bagi kota kelahiran saya.”

Sementara itu, Kepala Humas dan KIP UI, Rifelly Dewi Astuti mengaku kagum dengan semangat dan prestasi yang ditorehkan Syahrul. Untuk menunjang prestasinya itu, UI pun akan memberikan bantuan berupa biaya hidup dan fasilitas tinggal di Wisma Makara yang merupakan asrama khusus mahasiswa UI.

“Selain itu kami akan berikan beasiswa karena biaya dari Bidik Misi itu kan masih kurang. Nanti akan kami tambahkan lagi dari beasiswa lain yang diusahakan oleh UI. Yang pasti untuk mahasiswa S1 kami, tidak akan di Drop Out hanya karena masalah biaya,” kata Rifelly.

Pengalaman Arul, lanjut Rifelly, menjadi bukti nyata bahwa UI menyediakan akses yang luas dan adil, serta pendidikan dan pengajaran yang berkualitas bagi seluruh siswa di Indonesia yang telah lulus seleksi akademik. 

"Kondisi finansial bukanlah penghalang untuk dapat menempuh perkuliahan di kampus ternama itu. UI juga memberikan banyak kesempatan beasiswa, baik itu beasiswa prestasi maupun beasiswa bagi siswa yang tidak mampu," ujarnya.