Jelajah Grobogan-Jakarta, Demi Berdagang Atribut NU di Senayan
- VIVA.co.id/ Ridho Permana
VIVA – Ribuan orang menghadiri Maulidurrasul dan Harlah Muslimat NU ke 73 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu, 27 Januari 2019.
Sejak pagi, massa sudah mulai berdatangan. Bus-bus peserta berjejer di sepanjang Senayan. Para pedagang juga terlihat ramai di sekitar kompleks SUGBK, termasuk penjual atribut seperti bendera NU dan ikat kepala.
Adalah Susilo Krisna Al-Fatih, satu di antara pedagang itu. Pria 38 tahun asal Grobogan, Jawa Tengah ini mengungkapkan perjuangannya hingga sampai ke Jakarta. Dia berangkat sejak Jumat, 25 Januari 2019 dan sampai Sabtu, 26 Januari 2019.
Susilo merogoh kocek sendiri untuk bisa menjual dagangannya di GBK. Bukan hanya itu, dia tidur di tribun stadion Jumat malam. "Saya sudah 5 tahunan jualan atribut ini, di Jawa Tengah juga sering ikutin majelis dan jualan di sana. Kebetulan saya juga warga NU dan ke sini pakai biaya sendiri," kata Susilo saat ditemui VIVA, Minggu, 27 Januari 2019.
Dia menuturkan, ongkos dari Grobogan ke Senayan pergi-pulang Rp250 ribu. Dia sempat ditawari untuk ikut bus peserta namun dia tak enak hati sehingga tetap berangkat sendiri.
Sampai di Senayan, dia bermalam di dekat stadion. "Semalam saya tidur di dekat tribun Stadion GBK, dagangan enggak boleh dibawa ke dalam," katanya.
Dia menjual atribut bendera dengan harga bervariasi. Untuk ukuran besar Rp25 ribu, menengah Rp15 ribu dan ikat kepala Rp5 ribu. "Ya sejak pagi alhamdulillah sudah banyak yang laku," ujarnya.
Dia berpesan, kepada siapa pun yang akan menjadi presiden nanti, hendaknya bisa memfasilitasi pedagang kecil. Jangan dianggap sekadar mengotorkan tapi juga diperhatikan.
"Siapa presiden, hendaknya bisa memimpin Indonesia yang lebih bagus. Rakyat kecil jangan ditekan, tolong fasilitasi kami," ujarnya.