Bripka Matheus Tewas Tertembak, Polisi dan Keluarga Diperiksa
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Kapolresta Depok Komisaris Besar Didik Sugiarto mengaku telah memeriksa sebanyak 13 orang saksi untuk memastikan penyebab kematian Bripka Matheus Dehaan, anggota Polsek Pancoran Mas yang meregang nyawa akibat luka tembak di kepala.
Para saksi tersebut di antaranya adalah kerabat Bripka Matheus, atau rekan satu profesi saat bertugas di polsek tersebut dan warga sekitar lokasi kejadian. Selain itu, penyidik juga akan memanggil keluarga Bripka Matheus untuk dimintai keterangan.
"Dari 13 saksi itu minus keluarga ya. Rencana hari ini kita panggil. Sebelumnya belum kita periksa karena masih suasana berkabung," kata Didik pada wartawan, Kamis 3 Januari 2019.
Selain memeriksa sejumlah saksi, penyidik gabungan dari Polresta Depok dan Puslabfor Mabes Polri juga kembali melakukan olah tempat kejadian perkara lanjutan di lokasi Bripka Matheus ditemukan terkapar, di area lahan kosong dekat tempat pemakaman umum atau TPU Mutiara, Kecamatan Pancoran Mas Depok.
Olah TKP yang berlangsung sejak pukul 10:00 WIB hingga sekira pukul 11:45 WIB, Kamis 3 Januari 2019 itu, selain menggambarkan situasi kejadian juga untuk mencari selongsong peluru yang menembus kepala Bripka Matheus. Untuk sosok Bripka Matheus, diperankan oleh salah satu anggota Polsek.
“Ya tim penyidik bersama labfor Polri hari ini melakukan olah TKP lanjutan. Tadi juga melakukan rekonstruksi posisi korban dan simulasi posisi diduga korban sebelum terluka. Kita rekonstruksi kan, seperti tadi yang udah kita saksikan," kata Didik
Olah TKP lanjutan ini, tegas Didik, untuk kepentingan pemeriksaan labfor. "Jadi tim forensik Polri mengambil kesimpulan ambil langkah olah TKP lanjutan. Dan ini sebagai bahan di olah oleh tim untuk diambil kesimpulan," katanya.
Ketika disinggung apakah dari olah TKP dan keterangan telah dapat disimpulkan Bripka Matheus tewas akibat bunuh diri? Didik kembali mengatakan, tim labfor akan melakukan analisa. "Seperti yang sudah disampaikan kabid humas bahwa hasil pemeriksaan ditemukan mesiu di tangan kanan korban. Kemudian senjata ditemukan di TKP di sekitar tubuh korban," ujarnya.
“Untuk penyebab pasti kematian, tentunya nanti akan kita sampaikan setelah semua hasil puslabfor sudah selesai, hasil otopsi selesai nanti akan kami sampaikan ke publik," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, dari hasil olah TKP selama lebih dari satu jam itu, polisi belum juga berhasil menemukan selongsong peluru yang diyakini berasal dari senjata api jenis six ower semi otomatis yang dipinjamkan oleh institusi untuk dinas sehari-hari Bripka Matheus.
Seperti diketahui, pria kelahiran 1965 yang diperbantukan ke Satgas Anti Teror itu ditemukan terkapar bersimbah darah pada Senin malam, 31 Desember 2018. Nyawanya tak tertolong meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhakti Yuda.
Dari hasil pemeriksaan sementara, penyidik menemukan tulisan permintaan maaf dari ponsel Matheus. Kemudian, hasil rekaman cctv menunjukkan pada saat kejadian, Matheus berjalan seorang diri. Guna memastikan peristiwa yang terjadi, kasusnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut. (mus)