Hitungan Jam, Dagangan Penjual Atribut Kalimat Tauhid Hampir Ludes

Pedagang atribut dengan kalimat tauhid banjir konsumen
Sumber :
  • VIVA/Bimo Aria

VIVA – Aksi Reuni 212 di Monas mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi para pedagang. Terutama bagi pedagang yang menjual atribut aksi bertuliskan kalimat tauhid. Dari pantauan VIVA, sejak pukul 06.00 WIB, di kawasan Stasiun Juanda, pedagang atribut ini tidak pernah sepi pengunjung. 

Hal ini juga diakui oleh Eka, seorang pedagang yang menjual ikat kepala, pin, serta gantungan kunci bertuliskan kalimat tauhid. Ia sendiri tidak menyangka bahwa peserta yang hadir demikian banyak. 

"Kaget saya juga, ini dari kemarin jualan yang datang enggak berhenti-berhenti. Meleset kayanya hitung- hitungan pengamat yang bilang kalau yang datang cuma puluhan ribu," kata Eka di Jakarta, Minggu, 2 Desember 2018. 

Khusus untuk aksi reuni 212, ia membawa 400 ikat kepala, 200 gantungan kunci, dan juga 200 pin. Semua dijual dengan harga Rp5 ribu rupiah. Saat diwawancarai pada pukul 09.00, semua dagangannya hampir habis. Atribut yang tersisa hanya berupa beberapa pin dan gantungan kunci.

"Kalau mau habis, harus diturunkan jadi Rp10 ribu tiga nih. Saya salah sih, ternyata yang suka malah pada warna hitam. Saya mau pilih jual yang warna hitam takut bertentangan, takut dituduh HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)" kata Eka. 

Eka mengungkapkan bahwa dia menyiapkan modal sekitar Rp1 juta untuk semua barang dagangan hari ini. Namun ia menyebut bahwa untung yang didapatkannya tidak banyak. Meski demikian, jika diprediksi, semua dagangan yang dijualnya habis, omset dari modal Rp1 juta bisa berkisar hingga Rp4 juta. 

"Tapi saya mah apa saja mas, yang penting halal, yang penting enggak kriminal," kata dia. (ren)