Pembangkit Listrik Sampah di Sunter Diprediksi Selesai 2 Tahun
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun pembangkit listrik sampah, Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara, mulai akhir 2018.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan, pembangunan pembangkit listrik sampah ITF Sunter tak sekadar mengejar daya listriknya. Namun, yang tak kalah lebih penting yakni pengurangan volume sampah di DKI.
"Kan sebetulnya gini, pak gubernur tidak fokus ITF itu ngejar ke listriknya. Kalau kita sih bilangnya listrik itu bonus lah, ya kan. Tapi, yang penting pengurangan sampah pada sumbernya," kata Isnawa di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu 24 Oktober 2018.
Isnawa mengatakan, pembangunan ITF Sunter bisa mengolah sekitar 2.200 ton sampah per hari. Dengan jumlah itu bisa mengurangi volume sampah DKI saat ini sekitar 7.000 ton per hari.
"Kalau tadi ya, misalnya kalau Jakarta punya ITF di Sunter dengan 2.200 ton per hari. Sekarang sampahnya jadi kisaran 7.000-an ton kan itu sekarang. Tapi kalau ITF-nya baru selesai 2 tahun lagi kan enggak tahu mungkin bukan 7.000 lagi. Mungkin bisa 7.500 atau 8.000. Jadi masih ada sekitar 5.700 sampai 6.000 ton sampah," ujarnya.
Isnawa menekankan jika pembangunan ITF Sunter dimulai akhir 2018 atau awal 2018 diperkirakan rampung dalam waktu dua tahun atau sekitar 2021.
Di luar itu, jika gubernur DKI ingin secara simultan ada proyek ITF di luar Sunter, maka diprediksi proyek-proyek tersebut baru akan rampung dalam dua tahun ke depan.
"Jadi kalau sekarang 2018 dari 2019 dimulai, baru selesai 2021. Nah, kita harus memprediksi 2021 berapa perkiraan jumlah sampahnya? Nah, masalah nanti, itu yang mau mengerjakan nanti masih nunggu keputusan pak gubernur yang di luar Sunter," ujarnya.
Ihwal pembangunan pembangkit listrik sampah, Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara, merupakan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi permasalahan sampah di Ibu Kota.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, groundbreaking atau pemasangan tiang pancang untuk dimulainya pembangunan akan dilakukan akhir 2018 atau paling lama awal 2019. Proyek ITF ini merupakan kerja sama BUMD DKI Jakarta, yakni PT Jakarta Propertindo dengan perusahaan asal Finlandia, Fortum.
Untuk pembangunan ITF Sunter fase pertama diharapkan bisa menampung sekitar 2.000 ribu ton sampah per hari. Sebab, volume sampah di Jakarta sekitar 7.000 hingga 8.000 ton per hari.