Karena Jak Lingko, Anies Dikirimi Songket dan Topi Adat Manggarai
- Jo Kenaru/ Manggarai-NTT
VIVA – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, me-rebranding sistem transportasi antarmoda yang terintegrasi di Jakarta, dari OK trip menjadi Jak Lingko.
Saat mulai diuji coba pada 8 Oktober 2018 lalu, Anies menjelaskan Jak Lingko menginspirasi sistem pembagian sawah di Kabupaten Manggarai NTT, di mana sawah dibagi dengan pola persis seperti jaring laba-laba dengan di titik tengah dinamakan Lodok.
Lingko, kata Anies, menggambarkan sebuah konsep berjejaring, di mana satu moda dengan moda lainnya, antara jalur satu dengan jalur lainnya ada titik temunya, ada jejaringnya.
Bangga dengan itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai telah mengirimkan surat berisi ucapan terima kasih dan kain songket, serta topi anyaman khas Manggarai kepada Gubernur Anies Baswedan. Hadiah itu diberikan karena Anies telah memperkenalkan kosakata Manggarai “Lingko” ke dalam sistem pengaturan moda transportasi di Ibu Kota Negara.
“Bagi kami, keputusan pemberian nama ini merupakan suatu bentuk pengakuan dan penghargaan atas eksistensi budaya pembagian tanah di Manggarai dengan sistem Lingko,” tulis Bupati Manggarai, Deno Kamelus, dalam surat yang telah diterima Anies Baswedan pada Rabu, 17 Oktober 2018.
Setelah menerima surat dari Bupati Deno Kamelus, Gubernur Anies langsung menyapa masyarakat Manggarai NTT melalui instagram. Di akun pribadinya Anies mengunggah surat ucapan terima kasih dari Bupati Manggarai, serta kain tenun songket dan peci yang diterimanya.
“Keuntungan kita ditopang oleh 700 lebih bahasa daerah. Jadi bisa memperkaya bahasa Indonesia dengan menyerap istilah-istilah dari bahasa daerah,” tulis Anies Baswedan di akun Instagramnya.
“Selain merasa bangga Pemprov DKI Jakarta juga berterima kasih kepada saudara-saudara di Manggarai yang telah menyumbangkan sebuah kata dari bahasanya untuk memperkaya bahasa Indonesia, dan menjadi sebutan bagi program integrasi transportasi di Jakarta,” tulisnya lagi.
Selanjutnya dia menulis, nama harus memberikan makna. Pemberian nama Lingko didasari dengan berbagai riset.
“Lingko diserap dari istilah yang digunakan masyarakat Manggarai Flores NTT untuk menyebut sistem pembagian tanah persawahan, yang berbentuk jaring laba-laba. Lingko juga mirip dengan bahasa Inggris “Link” yang bermakna ketersambungan. Harapannya Jak Lingko mudah diasosiasikan sebagai jaringan/ketersambungan transportasi ketika diucapkan,” tulisnya.
Terakhir Gubernur Anies menulis “Mari bangga menggunakan Kosakata Daerah!”.
Laporan: Jo Kenaru/ Manggarai-NTT