Lokasi Gunungan Sampah Ilegal di Kalideres Akan Ditutup
- VIVA.co.id/Istimewa
VIVA – Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto, mengatakan, pihaknya akan menutup lokasi pembuangan sampah di kawasan Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Gunungan sampah itu membuat warga sekitar berang.
Menurut Edy, lokasi itu bukan tempat pembuangan sampah legal. Tempat itu akan ditutup agar sampah tak lagi dibuang ke sana.
"Sudah bicara sama lurah, camat, RT, RW hari ini ditutup," ujar Edy saat dikonfirmasi wartawan, Minggu, 24 Juni 2018.
Dia menambahkan, "Barusan tadi lurah sama RT, RW, sementara akan ditaruh di TPS RW 05. Jadi nanti ditampung di situ sambil berjalan dan menyiapkan lagi armada menambahkan lagi di situ".
Lantaran letaknya berbatasan dengan Tangerang, menurut dia, banyak sampah dari daerah itu yang dibuang ke sana. Ia menampik bila disebut pihaknya tak berupaya membuang sampah dari lokasi itu.
Menurut dia, akses masuk ke sana sempit sehingga sulit memasukkan truk ke dalam untuk mengangkut seluruh sampah. Saat meninjau langsung ke lokasi itu hari ini, dia tak bertemu dengan seorang warga berinisial A, pemilik bisnis daur ulang sampah yang disebut warga sekitar berdampak menggunungnya sampah di sana. Untuk itu, dia akan kembali ke lokasi itu, Senin, 25 Juni 2018.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Satuan Pelaksana Suku Dinas Lingkungan Hidup Kalideres, Supriyadi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak pasar yang tak jauh dari lokasi. Hal itu agar bisa memarkirkan truk di sana sehingga sampah bisa diangkut dengan cepat, besok.
Kemudian, lanjut dia, akan dibuat pembuangan sampah bagi warga sekitar yang jauh dari permukiman warga. Untuk sementara, warga sekitar bisa membuang sampah mereka di TPS yang ada di RW 05.
"Saya tadi koordinasi, sementara pembuangan sampah warga sekitar kami alihkan ke TPS RW 05, sedangkan sampah-sampah lain dari luar Kamal kami setop," ujar Supriyadi.
Sebelumnya diberitakan, gunungan sampah di kawasan Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat membuat warga sekitar berang. Sebab, sampah dibuang di sebuah lahan yang digunakan untuk empang.
Gunungan sampah itu diduga berdampak terhadap warga. Salah satu warga, Sahibi (27), mengatakan, akibat gunungan sampah itu keponakannya harus dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat akibat menderita infeksi pernapasan. Untuk itu, keluarganya harus merogoh kocek hingga Rp30 juta.
Hal tersebut dialami keponakan Sahibi yang baru berumur tiga tahun lantaran harus menghirup asap sampah yang dibakar setiap malam. "Jadi tiap hari, tiap malam itu sampah dibakar. Ya asapnya itu terhirup semua warga di sini. Jaraknya sangat dekat dengan permukiman warga," katanya saat dikonfirmasi VIVA, Minggu, 24 Juni 2018.