TNI AD Serahkan Kasus Tewasnya Serda Darma ke Polisi

Kadispen TNI AD (tengah) Brigjen TNI Alfret Denny Tuejuh memberikan keterangan pers
Sumber :
  • VIVA/Anwar Sadat

VIVA – Markas Besar TNI Angkatan Darat melalui Dinas Penerangan Angkatan Darat menyampaikan pernyataan terkait insiden penusukan anggota Kodam Jaya oleh oknum anggota Brimob.

Insiden yang terjadi  beberapa hari lalu  di Depok Jawa Barat, telah merenggut nyawa Serda Darma Adi dan satu korban lainnya yaitu Serda Nikolas yang menderita luka-luka.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh mengatakan TNI AD tetap berkomitmen dan percaya akan integritas Polri dalam penanganan kasus ini.

"Secara organisasi, TNI AD tetap solid dan senantiasa siap mengemban amanah rakyat Indonesia yang di antaranya bermitra dengan Polri dalam turut serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat khususnya menyambut Idul Fitri, Pilkada serentak serta Asian Games 2018 dan rangkaian Pilleg dan Pilpres 2019," kata Alfret dalam keterangan tertulisnya, Rabu 12 Juni 2018.

Ia menambahkan, TNI Angkatan Darat menyampaikan rasa duka dan kehilangan yang dirasakan keluarga korban  tidak hanya dirasakan oleh prajurit TNI AD semata, namun juga dirasakan oleh rekan-rekan Polri dan rakyat Indonesia.

"Saya berharap peristiwa ini adalah yang terakhir, TNI AD telah menekankan ke seluruh jajaran agar dapat menyikapi kejadian dengan bijak dan jangan mengambil langkah-langkah atau tindakan yang  justru akan  merugikan diri sendiri maupun Institusi," katanya.

Ke depan, ia menuturkan, soliditas dan sinergitas TNI-Polri harus direalisasikan sebagai bagian dari keluarga besar yang erat dan lekat, baik ditingkat pucuk pimpinan maupun anggota, karena sudah sekian lama rakyat Indonesia merindukannya.

Lebih lanjut, ia pun telah menyampaikan  ke seluruh jajaran untuk lebih dapat  menyaring dan menjaring berita secara cerdas dan bijak

"Sesungguhnya situasi seperti saat ini, sangat mudah dimanfaatkan pihak lain untuk memprovokasi dan mengadu domba Institusi TNI dan Polri," katanya.

Ia juga berharap agar  peristiwa yang terjadi beberapa hari lalu di Cijantung agar tidak begitu saja dikaitkan dengan peristiwa di Depok. Sebagaimana telah disampaikan oleh Kodam Jaya melalui Kapendam Jaya, yang melakukan itu adalah kelompok orang tidak dikenal atau OTK.

"Kita tidak boleh berasumsi bahwa setiap peristiwa selalu terkait, oleh karenanya semuanya harus bisa menahan diri untuk tidak berpolemik. Kasihan masyarakat, jika kita disibukan dengan masalah internal. Kapan kita bisa fokus menata masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik," ucapnya.

Ia juga menegaskan, khususnya TNI-Polri, tidak hanya di tingkat menengah ke atas, namun juga sampai tingkat bawah harus  berfikir jernih dan objektif, sehingga dapat mengeliminasi berbagai kemungkinan risiko .
 
"Peristiwa ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi TNI-Polri, kita harus menata sinergitas dan soliditas ini secara terstruktur bukan saja dalam pelaksanaan tugas, tetapi juga dalam berinteraksi di luar tugas," katanya.

Saat ini, TNI Angkatan Darat menyerahkan semua permasalahan ini melalui jalur hukum yang sepatutnya. Siapapun harus mampu menahan diri untuk tidak  memperkeruh situasi. Semua pihak harus senantiasa menciptakan suasana yang aman dan damai agar masyarakat juga merasa nyaman dan tenang.

"Saat ini kondisi Sersan Nikolas berangsur-angsur membaik. Namun demikian sebagai bentuk tanggung jawab, TNI AD memastikan bahwa korban akan mendapatkan pelayanan yang prima agar segera dapat melanjutkan pengabdian kepada rakyat dan bangsa Indonesia," ujarnya.